Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 sukses diluncurkan dari Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pagi hari ini, Senin, pada pukul 05.21 WIB. Sempat mundur 17 menit dari jadwal semula pukul 18.04 waktu setempat atau pukul 05:04 WIB, satelit multifungsi terbesar di Asia tersebut akhirnya berhasil diluncurkan dalam time window peluncuran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto menyatakan, peluncuran Satelit SATRIA-1 ini akan menjadi tonggak sejarah Indonesia dalam percepatan transformasi digital.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Simak deretan fakta terkait Satelit SATRIA-1 berikut ini.
1. Buka Era Konektivitas Digital RI
Komisaris Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN)Erry Riyana Hardjapamekas menilai peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) membuka era konektivitas digital di Indonesia. "Terciptanya konektivitas digital ini maka akan semakin mempercepat transformasi digital yang membawa perubahan terhadap kemajuan, persatuan dan kesatuan Indonesia, serta pertumbuhan ekonomi," kata Erry.
Satelit SATRIA-1 juga menjadi bukti nyata kesuksesan skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU). PSN dan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai perusahaan satelit swasta terdepan di Indonesia berkomitmen memberikan kontribusi yang berkelanjutan dalam mendukung misi besar pemerintah Indonesia dalam merealisasikan pemerataan akses digital.
"Berkat kerja keras, komitmen, dan koordinasi aktif dengan seluruh pemangku kepentingan, konstruksi satelit SATRIA tetap bisa dirampungkan sehingga dapat diluncurkan pada hari ini dengan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX," kata dia.
2. Total Kapasitas Transmisi Terbesar di Asia
PSN menjalankan proyek SATRIA-1 setelah berhasil memenangkan tender yang diselenggarakan BAKTI Kominfo pada 2019 lalu. Atas dasar Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018, PSN lalu melanjutkan proses konstruksi satelit dengan menggandeng Thales Alenia Space (TAS). Konstruksi satelit berlangsung dari September 2020 hingga Mei 2023.
SATRIA-1 memiliki total kapasitas transmisi 150 Gbps sehingga menjadikannya yang terbesar di Asia dan nomor lima di dunia. Jumlah kapasitas ini lebih besar dibandingkan dengan kapasitas sembilan satelit aktif yang digunakan Indonesia. Masa hidup satelit ini selama 15 tahun yang nantinya dioperasikan oleh anak usaha PSN yaitu PT Satelit Nusantara Tiga.
Selanjutnya: Sebanyak 11 stasiun bumi (gateway) telah disiapkan di ...
Sebanyak 11 stasiun bumi (gateway) telah disiapkan di Cikarang, Banjarmasin, Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Adapun pusat kontrol utama (Primary Satellite Center) dan pusat jaringan (Network Operation Center) berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, serta stasiun kontrol cadangan yang berada di Banjarmasin.
The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) menyediakan pembangunan 11 antena yang digunakan pada 11 stasiun bumi tersebut. Untuk jaringan komunikasi dan pendukung lainnya, PSN berkolaborasi dengan Kratos Defense dan Hughes Network Systems (HNS).
Kratos Defense menyiapkan perangkat Carriers Spectrum Monitoring (CSM) SATRIA-1 serta Monitoring & Control (M&C) untuk memonitor serta mengontrol perangat radio frequency di 11 stasiun bumi. Hughes Network menyediakan IP Processing Hub untuk SATRIA-1.
3. Diharapkan Lahirkan Jagoan-jagoan Digital Nusantara
"SATRIA-1 bisa melahirkan jagoan-jagoan digital dari Aceh sampai Papua. Puji syukur kita panjatkan atas limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas izin-Nya dan kehendak-Nya, SATRIA-1 pada hari ini meluncur dari Florida Amerika Serikat," kata Hary saat Nonton Bareng Siaran Langsung Peluncuran SATRIA-1 dari Skyworld TMII Jakarta Timur seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 19 Juni 2023.
Peluncuran SATRIA-1 ini, kata dia, juga mengingatkan bangsa Indonesia yang pernah meluncurkan Satelit Palapa. "Dulu kita pernah meluncurkan Satelit Palapa waktu itu saya juga masih SD seperti adik-adik yang ada di sini melihat peluncuran Satelit. Kalau Satelit Palapa diluncurkan dengan tujuan bisa mempersatukan bangsa Indonesia dari Aceh sampai Papua," ujarnya.
Selain di Jakarta, kegiatan nonton bareng juga berlangsung di 10 lokasi stasiun bumi SATRIA-1 antara lain di Manokwari, Timika, Jayapura, Ambon, Manado, Kupang, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, dan Batam.
4. Untuk Pemerataan Akses Internet Publik
Pelaksana Tugas Menteri Kominfo Mahfud MD menyebutkan satelit SATRIA-1 akan memberikan banyak manfaat bagi bangsa Indonesia. Satelit ini adalah satelit internet pertama milik Indonesia yang diluncurkan dengan Roket Falcon 9 milik SpaceX.
Selanjutnya: “Saya ingin menegaskan tentang fungsi SATRIA-1..."
“Saya ingin menegaskan tentang fungsi SATRIA-1 ini adalah untuk meratakan akses internet terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik, untuk masyarakat, untuk TNI, untuk Polri di seluruh wilayah tanah air khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil (3T),” katanya.
SATRIA-1 merupakan proyek strategis nasional untuk memberikan layanan publik di daerah 3T. “Terutama untuk sekolah, rumah sakit, kantor-kantor pemerintah di daerah 3T, dan pos-pos Polri dan TNI di berbagai daerah terpencil, terluar, dan tertinggal,” ucap Mahfud.
5. Tak Terpengaruh Kasus Korupsi BTS Kominfo
Dalam keterangan tertulisnya, Mahfud MD menegaskan peluncuran SATRIA-1 sekaligus membantah penilaian sebagian publik mengenai satelit terbesar pertama di Asia dan kelima di dunia itu tidak ada fungsinya.
“Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan SATRIA-1 tidak ada gunanya karena jaringan di bumi itu tidak bisa tersedia, berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani oleh Kejaksaan Agung,” katanya.
6. Menempati Orbit di Atas Pulau Papua
Setelah sukses diluncurkan, satelit multifungsi milik pemerintah itu akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Pulau Papua. Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibiiltas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto, mengharapkan agar SATRIA-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik.
SATRIA-1 akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik. "Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di SATRIA-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," tuturnya. "Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023."
Satelit SATRIA-1 yang memakan belanja modal hingga US$ 540 juta atau setara dengan Rp 8 triliun itu telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Satelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Pemerintah mengharapkan agar peluncuran SATRIA-1 berhasil dan bisa mendukung akselerasi transformasi digital nasional.
ANTARA | RR ARIYANI
Pilihan Editor: Satelit SATRIA-1 Diluncurkan, Ini Harapan Jokowi