Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

6 Indikasi Terjadi Feodalisme di Tempat Kerja

feodalisme di tempat kerja berdampak negatif pada iklim kerja dan kepercayaan karyawan terhadap manajemen.

31 Juli 2023 | 09.16 WIB

Dari kiri ke kanan: PM Belanda Mark Rutte, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Inggris Boris Johnson, tertangkap kamera sedang bergosip tentang Donald Trump selama peringatan 70 tahun NATO di Inggris, 3 Desember 2019.[nbc29.com]
Perbesar
Dari kiri ke kanan: PM Belanda Mark Rutte, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Inggris Boris Johnson, tertangkap kamera sedang bergosip tentang Donald Trump selama peringatan 70 tahun NATO di Inggris, 3 Desember 2019.[nbc29.com]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam era modern yang didorong oleh teknologi dan inovasi, tampaknya kita telah melewati masa kegelapan feodalisme berabad-abad lalu. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa praktik-praktik feodalisme masih bertahan di beberapa tempat kerja, terutama yang tidak mengalami perubahan budaya dan manajemen yang cukup signifikan.

Indikasi dan ciri feodalisme di tempat kerja merupakan fenomena yang penting untuk disadari karena dapat berdampak negatif pada produktivitas dan moral tenaga kerja. Berikut adalah penelusuran lebih lanjut tentang indikasi dan ciri feodalisme di tempat kerja modern:

1. Struktur Hierarki yang Kaku

Salah satu ciri utama feodalisme di tempat kerja adalah adanya struktur hierarki yang kaku dan tidak fleksibel. Posisi dan peran karyawan seringkali ditentukan oleh faktor turun-temurun atau hubungan personal dengan atasan, bukan berdasarkan kualifikasi dan kinerja mereka. Hal ini dapat menghambat karyawan berbakat untuk naik ke posisi yang lebih tinggi dan menghambat inovasi serta perkembangan perusahaan. 

2. Ketergantungan pada Seorang Penguasa

Feodalisme di tempat kerja seringkali mengandalkan seorang top manajemen atau pemimpin yang sangat berkuasa. Keputusan-keputusan penting diambil oleh atasan tanpa melibatkan partisipasi atau masukan dari karyawan lainnya. Ini menciptakan lingkungan di mana otoritas dan keputusan sepenuhnya berada di tangan satu individu atau kelompok kecil, meninggalkan sedikit ruang bagi karyawan untuk berkontribusi secara signifikan.

3. Pemusatan Akses pada Sumber Daya

Indikasi lain dari feodalisme di tempat kerja adalah pemusatan akses pada sumber daya dan kesempatan. Sumber daya seperti anggaran, proyek menarik, dan pengakuan sering kali diberikan hanya pada kelompok tertentu yang mendapat dukungan penguasa atau memiliki ikatan personal dengan mereka. Hal ini menyebabkan ketidakadilan dan frustrasi di antara karyawan yang merasa diabaikan atau diremehkan meskipun memiliki kualifikasi dan potensi yang sama.

4. Perlindungan terhadap Elit Internal

Pengikut feodalisme di tempat kerja sering dilindungi dengan ketat oleh penguasa atau elit internal lainnya. Ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam menangani masalah atau pelanggaran yang dilakukan oleh mereka. Karyawan biasa mungkin diperlakukan lebih ketat daripada kelompok elit, yang berdampak negatif pada iklim kerja dan kepercayaan karyawan terhadap manajemen.

5. Kurangnya Mobilitas 

Feodalisme di tempat kerja juga menyebabkan kurangnya mobilitas. Karyawan cenderung terjebak dalam posisi dan peran tertentu, tanpa ada kesempatan untuk maju atau berkembang. Karyawan merasa terkekang dan tidak termotivasi untuk berusaha lebih baik karena percaya bahwa peluang untuk meningkatkan karier mereka sangat terbatas.

6. Penghargaan Berdasarkan Loyalitas Daripada Kinerja

Indikasi lain dari feodalisme di tempat kerja adalah penghargaan yang lebih didasarkan pada loyalitas bukan kinerja. Karyawan yang paling setia kepada penguasa atau elit internal cenderung mendapatkan pengakuan dan penghargaan, sementara kualitas kerja dan kontribusi nyata tak terlalu baik.

Menangani indikasi dan ciri feodalisme di tempat kerja adalah tugas yang kompleks dan memerlukan perubahan budaya yang menyeluruh. Manajemen perlu membuka ruang untuk partisipasi karyawan, mempromosikan mobilitas sosial, dan memastikan bahwa keputusan-keputusan didasarkan pada kualifikasi dan kinerja yang objektif. Hanya dengan mengatasi masalah ini, tempat kerja dapat berkembang menjadi lingkungan yang adil, inklusif, dan produktif bagi semua karyawan.

Hal ini melibatkan promosi transparansi dalam penggajian, menciptakan kesempatan yang adil, serta membuka ruang partisipasi dan keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, harapannya adalah menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, adil, dan mendukung pertumbuhan dan kemajuan bagi semua pekerja.

Pilihan Editor: 4 Cara Bangun Budaya Inklusif buat Karyawan Disabilitas di Kantor

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus