Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Bandara VVIP berjarak 10-15 kilometer dari kawasan inti IKN.
Biaya pembangunan bandara VVIP IKN mencapai Rp 680 miliar.
Pemerintah bisa menarik biaya dari pendaratan pesawat calon investor.
JAKARTA – Sejumlah kalangan menganggap pembangunan bandara untuk penumpang prioritas alias VVIP di Kabupaten Penajam Paser Utara bakal menambah daftar infrastruktur yang sepi pengguna. Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas), Yusuf Wibisono, mengatakan uang negara akan mubazir bila bandara yang dekat dengan kawasan inti Ibu Kota Nusantara (IKN) itu hanya digunakan untuk kepentingan pemerintah dan tamu negara.
“Sementara kalau diarahkan ke fungsi komersial, potensi penumpangnya rendah. Kalau dipaksakan malah berpotensi jadi pemborosan,” ujarnya, kepada Tempo, kemarin.
Proyek bandara VVIP IKN sudah diwacanakan Badan Penelitian dan Pengembangan atau Balitbang Kementerian Perhubungan sejak Oktober 2019. Lapangan udara itu dibuat untuk memisahkan slot penerbangan penumpang selevel kepala negara, pemimpin lembaga, serta tamu pemerintah dari layanan reguler. Namun layanannya tetap diselaraskan dengan empat bandara di Kalimantan Timur, terutama Bandara Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan serta Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo