Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf mengatakan, dengan anggaran makan bergizi gratis sebesar Rp 10 ribu per porsi, satu keluarga dengan dua anak memperoleh Rp 400 ribu setiap bulan. Ia menilai redistribusi pendapatan melalui program ini sangat progresif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu hampir satu kali garis kemiskinan. Walaupun ini sifatnya lumpsum, semua orang dapat, universal, tapi sangat progresif. Itu directly income distribution improve," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) ini dalam jumpa pers di Kantor DEN, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perhitungan ini belum mencaup dampak dalam jangka menengah dalam satu tahun ke depan. Arief mengatakan, rumah tangga yang kesulitan akan terbantu dengan adanya program andalan Presiden Prabowo Subianto ini. Bantuan senilai Rp 400 ribu, menurut dia, merupakan nominal yang besar.
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, program makan bergizi gratis akan mendorong uang yang berputar di desa-desa makin banyak. Pasalnya, ia menilai program ini memacu kegiatan ekonomi dengan adanya orang-orang yang memproduksi bahan-bahan yang diperlukan untuk makan bergizi gratis.
Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini juga mengklaim, selama program ini bergulir sejak Senin lalu, anak-anak sekolah menikmati menu yang disajikan pemerintah kepada mereka. "Mereka enggak pernah dapat makan itu. Hanya bawa jajan dan beli dan tak jelas, tapi mereka sangat menikmati dengan adanya makan bergizi," tuturnya.
Program makan bergizi gratis merupakan janji kampanye Prabowo Subianto saat pemilihan presiden 2024. Awalnya, Prabowo, yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, menjanjikan makan siang gratis. Tapi janji kampanye itu bersalin rupa menjadi makan bergizi gratis setelah Prabowo-Gibran dipastikan memenangi pemilihan presiden.
Program ini ditargetkan menjangkau 83 juta orang dengan rencana anggaran Rp 450 triliun—dengan asumsi harga satu porsi makanan sebesar Rp 15 ribu. Tapi pemerintahan Prabowo hanya sanggup mengalokasikan anggaran MBG dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025 sebesar Rp 71 triliun. Akibatnya, program ini dilakukan secara bertahap.
Pada tahap awal yang dimulai pada Senin, 6 Januari 2025, rencananya program ini menyasar 3 juta anak, tapi tidak terealisasi. Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penanggung jawab MBG hanya sanggup menyediakan makanan untuk 600 ribu anak pada tahap awal. Penerima program ini tersebar di 190 titik di 26 provinsi. Alokasi anggaran MBG juga berkurang menjadi Rp 10 ribu per porsi.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Foto 
