Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Anggota DPR Minta Pertamina dan Serikat Pekerja Utamakan Kepentingan Masyarakat

Soal perselisihan pekerja dengan manajemen Pertamina, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto meminta semua pihak mengutamakan kepentingan masyarakat

22 Desember 2021 | 10.57 WIB

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI meninjau PLTA Poso 1 dan PLTA Poso 2, di Poso, Sulteng, Jumat (1/10/2021). Foto: Erman/man
Perbesar
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI meninjau PLTA Poso 1 dan PLTA Poso 2, di Poso, Sulteng, Jumat (1/10/2021). Foto: Erman/man

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto meminta semua pihak untuk bijak dan mengutamakan kepentingan masyarakat dalam menyikapi permasalahan antara Forum Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dan pimpinan Pertamina.

“Harus utamakan kepentingan masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban. Jalankan komunikasi dan musyawarah yang intens antar pihak. Pasti ada solusi,” ujar Sugeng di Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021.

Sebelumnya FSPPB berencana melakukan mogok kerja pada 29 Desember 2021 dan 7 Januari 2022. FSPPB sudah melayangkan Surat Disharmonisasi Hubungan Industrial Pertamina kepada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat. Adapun Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menghargai aspirasi serikat pekerja.

Sugeng menambahkan, semua pihak harus menahan diri, karena Pertamina adalah BUMN strategis yang bertanggung jawab untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Selain harus menjalankan kaidah-kaidah korporasi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003 tentang Badang Usaha Milik Negara, katanya, Pertamina harus menjalankan fungsi pelayanan masyarakat, sebagaimana ditugaskan oleh Pemerintah.

"Terlebih, Pertamina kini sedang menjalankan konsolidasi struktural dan juga kultural tentunya, dengan sistem tata kelola yang baru dengan Pertamina holding. Ini memerlukan kecermatan dan komitmen semua pihak," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Selain itu, lanjutnya, Pertamina sebagai badan usaha migas juga tak lepas dari kondisi ekonomi global akibat COVID-19.

"Sungguh beruntung ketika terjadi oil shock, kerugian Pertamina tidak terlalu dalam pada 2020 lalu. Dan kini, ketika harga crude oil fuktuatif dan cenderung tinggi, Pertamina juga menghadapi tantangan yang tidak mudah," katanya.

"Oleh karena itu, semua pihak harus menahan diri, bijak, rasional, tidak saling ego menang sendiri. Jangan korbankan kepentingan rakyat,” katanya.

Menurut dia, Pertamina saat ini juga menghadapi tantangan, yakni bagaimana turut merumuskan strategi dan implementasi bagi tercapainya bauran energi nasional dengan EBT mencapai 23 persen di tahun 2025, seperti dicanangkan Pemerintah.

"Isu global warming, decarbonisasi, dan transisi energi ke energi terbarukan, mengharuskan Pertamina mengubah orientasi dan strategi harus dijalankan,” katanya.

ANTARA

Baca: Tahapan Membuka Rekening Secara Online untuk BCA, BNI, BRI, dan Bank Mandiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus