Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Antisipasi Lonjakan Penerbangan di Akhir Tahun, Garuda Indonesia Tambah 4 Pesawat Baru dari Lebanon dan Australia

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk anak menambah empat awak pesawat pada akhir 2024 ini. Empat pesawat itu berasal dari Lebanon dan Alice Springs, Australia.

11 November 2024 | 15.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk anak menambah empat awak pesawat pada akhir 2024 ini. Empat pesawat itu berasal dari Lebanon dan Alice Springs, Australia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan keempat pesawat itu akan tiba di Tanah Air secara bertahap. Di akhir November ini, Irfan mengatakan satu pesawat dari Lebanon akan tiba. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dari Lebanon satu biji belum nyampe,” kata Irfan saat ditemui di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin, 11 November 2024. 

Sementara itu, Irfan mengatakan keempat pesawat itu dipastikan akan datang dan bisa dioperasikan pada akhir tahun ini. Dia menyebut penambahan empat pesawat itu juga dalam rangka mendukung liburan akhir tahun. 

“Akhir bulan ini. Supaya bisa dipakai Nataru,” kata dia. 

Meski demikian, Irfan mengatakan keempat pesawat itu statusnya hanya sewa dari pihak ketiga. Karena itu, Garuda Indonesia hanya membayar sewa alias tak membeli pesawat baru.  "Kita leasing semua, jadi ya bayar sewa. Nggak ada yang beli kita," ujar Irfan.

Dalam paparan publik jajaran direksi, Garuda Indonesia telah mengoperasikan 96 pesawat per Oktober 2024. Jumlah itu meliputi 56 pesawat yang diterbangkan Garuda Indonesia dan 40 pesawat dioperasikan anak usahanya, Citilink. Angka itu berkurang satu armada dari September yang menerbangkan 97 pesawat pada September 2024. 

Sementara itu, BUMN tersebut juga mencatatkan net income sebesar US$ 18,11 juta pada Oktober 2024. Sementara itu, pada September 2023 Garuda Indonesia sempat mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 82,86 juta. 

Irfan mengatakan capaian net income perseroannya itu karena adanya perubahan terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi 107. “Perusahaan ini membaik, belum optimal, tapi terus membaik,” kata Irfan. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus