Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memperkirakan harga daging sapi khas dalam bisa tembus Rp 200 ribu per kilogram menjelang lebaran. Ketua Umum APDI Achyat menjelaskan kenaikan harga dinilai wajar terjadi saat momentum mendekati Idul Fitri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Khas dalam (tenderloin) itu Rp 200 ribu. Tenderloin itu bisa mencapai Rp 260 ribu,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis, 28 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk potongan daging sapi seperti paha belakang, dia mengatakan harganya bisa di rentang Rp 200-250 ribu per kilogram. Kemudian untuk daging sapi beku, menurut pantauannya harga rata-rata saat ini Rp 150 ribu per kilogram dan daging sapi segarnya Rp 170-200 ribu.
Soal ketersediaan, kata Achyat, ada kekurangan pada daging beku, sedangkan daging segarnya mencukupi dari rumah potong hewan. Selain momentum hari besar umat Islam, harga daging sapi impor dari Australia saat ini juga sedang mahal.
“Kalau sapi sekarang swasta ya yang impor, di Australia lagi melambung tinggi harganya. Jadi masuknya itu kita kurang tahu datanya,” tuturnya.
Sebelumnya, Achyat mengatakan rata-rata kenaikan harga daging sapi Rp 30 ribu per kilogram. Harga pada daging sapi khas dalam pun sudah menyentuh 170 ribu per kilogram.
“Untuk bagian khas dalam seperti tenderloin sudah di angka Rp 170 ribu untuk daging sapi beku dari negara Brazil,” katanya, Minggu, 24 April 2022.
Dia mengatakan, kenaikan harga daging sapi terus berlanjut sampai beberapa hari setelah lebaran. Kemudian harganya akan berangsur normal kembali di kisaran Rp 120-130 ribu per kilogram.
Ketua Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengatakan, daging sapi beku tersedia 13 ribu ton. Mayoritas pasokannya didapatkan dari Australia sebesar 60 persen.
“Yang terserap kurang lebih saat ini 13 ribuan ton. Impornya dari Australia 60 persen, Amerika 25 persen dan Selandia Baru 15 persen,” ujarnya dikutip dari BISNIS, Selasa, 26 April 2022.
Menurut pantauan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP) hari ini, harga daging sapi paha belakang Rp 136.800 per kilogram. Angka tersebut naik 0,44 persen dari sebelumnya Rp 136.200 per kilogram.
Kemudian berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga daging sapi paling rendah seharga Rp 107.900 di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lalu harga tertinggi sebesar Rp 160 ribu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga daging sapi dikarenakan pengaruh kebakaran hutan di Australia. Kelangkaan pasokan daging impor dari negara tersebut membuat harga meningkat dari US$ 2 per kilogram menjadi US$ 4,2 per kilogram.
Lutfi mengakui pemerintah tengah mengkaji untuk mendatangkan sapi impor dari negara lain. “Ya kita sedang kerjakan mudah-mudahan tahun depan harganya normal,” kata Lutfi saat ditemui di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14 April 2022.
FAIZ ZAKI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS