Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GESITS, sepeda motor listrik buatan dalam negeri, mencuat di pusaran rencana pengembangan bisnis PT Industri Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC), holding badan usaha milik negara untuk industri baterai kendaraan listrik. PT Wika Industri Manufaktur, produsen Gesits yang dibangun secara patungan oleh PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi bersama PT Gesits Technologies Indo, dikabarkan bakal digandeng IBC, yang belum lama ini batal mengakuisisi pabrik kendaraan listrik asal Jerman, StreetScooter GmbH. “Sekarang masih ada pembahasan. Mudah-mudahan 2022 ini final,” kata Trihari Agus Riyanto, Manajer Marketing Korporasi PT Wika Industri Manufaktur, kepada Aisha Shaidra dari Tempo, Jumat, 14 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya berfokus pada rencana kerja sama dengan IBC, Gesits juga tengah bersiap menjalankan peta jalan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Disusun oleh sejumlah kementerian teknis, peta jalan ini masih menunggu keluarnya instruksi presiden yang bakal memaksa instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi pengguna pertama kendaraan listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa fokus rencana kerja sama Gesits dan IBC?
Bisa saja sebagai pemegang saham, bisa saja dijadikan holding satu kluster, mungkin supaya kami mengurus konstruksinya saja agar ini (industri motor listrik) kuat. Detailnya belum selesai, ada perjanjian kerahasiaan (NDA).
Kapan pembahasan kerja sama ini ditargetkan rampung?
Pokoknya semester I ini, kita lihat. Biasanya (diputuskan) dalam rapat umum pemegang saham ya, sekitar April. Tunggu saja.
Jadi pengembangan baterai dan motor listriknya akan difokuskan ke kendaraan roda dua?
Infrastruktur yang mudah dan bisa, ya, roda dua. Infrastruktur mobil masih lama. Roda dua ini bisa di-charge di mana saja. Ini dulu saja diperbanyak. Mudah-mudahan apa yang ditargetkan bisa disesuaikan.
Kabarnya akan mengirimkan surat kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk menanyakan rancangan instruksi presiden yang akan menjadi dasar pelaksanaan percepatan program KBLBB….
Rencananya Senin atau Selasa. Kami ingin penggunaan KBLBB ini jangan hanya woro-woro. Nanti kami juga mau kembali mengenalkan produk. Walau sudah tahu, kalau didatangi lagi dan diberi penjelasan serta diperlihatkan unitnya kan beda. Intinya supaya cepat (mendorong keluarnya instruksi presiden).
Bagaimana selama ini pembahasan dengan pemerintah untuk mendorong penggunaan KBLBB?
Sebenarnya sudah ada beberapa kali. Kami sering diundang, mengusulkan pemerintah memulai lebih dulu dan memberi contoh.
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk Transportasi Jalan belum cukup sebagai dasar?
Sebetulnya sudah kuat. Hanya, di daerah belum ada anggaran dan turunannya untuk menggunakan kendaraan listrik. Instruksi ini ditunggu karena mengatakan semua kegiatan operasional di pemerintahan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian RI menggunakan kendaraan listrik. Tidak berjalan ke bawahnya karena di anggaran belum masuk. Untuk mengubahnya perlu waktu dan pembahasan kembali dengan dewan perwakilan rakyat daerah. Kalau ada instruksi presiden bisa lebih gampang.
Sejauh ini sudah berapa banyak serapan penggunaan kendaraan bermotor listrik?
Peta jalannya kan baru untuk 2022. Jumlahnya masih kecil. Sedangkan yang ini (kendaraan berbahan bakar bensin) makin banyak, ya kalah terus. Dalam road map itu, dari tahun lalu ada sekitar 39 ribu unit. Nanti sampai 2030 targetnya sekitar 398.530 unit (digunakan di instansi pemerintah). Kami enggak akan kuat kecuali dengan bantuan pemerintah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo