Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bahlil Buka-bukaan Soal Strategi Gaet Investasi Baterai Mobil Listrik ke RI

Bahlil Lahadalia menjelaskan sejumlah strategi untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia. Apa saja strateginya?

19 Desember 2021 | 11.16 WIB

Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia
Perbesar
Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Nusa Dua Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan sejumlah strategi untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tak hanya berpromosi dan memberikan kemudahan perizinan, kata Bahlil, BKPM juga mencari opsi untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman. "BUMN kan punya IBC (Indonesia Battery Corporation), perusahaan untuk handle (urus) ekosistem baterai mobil dan mobil," ujarnya, di Nusa dua, Bali, Ahad, 19 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah, kata Bahlil, lewat IBC ada rencana mengakuisisi saham pabrik mobil listrik di Jerman. "Cuma dua kan caranya. Kalau nggak bisa bangun, ya kita akuisisi," tuturnya.

Lebih jauh, Bahlil menegaskan jika opsi akuisisi yang dipilih, maka harganya tetap harus ekonomis dan prosesnya transparan. 

Eks Ketua Umum Hipmi itu menyebutkan, upaya promosi juga tetap dilakukan, termasuk di dalamnya yakni promosi dalam kemudahan perizinan investasi.

Saat ini, kata Bahlil, Indonesia memiliki 22-24 persen cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikelnya pun merupakan yang terbaik.

Tak hanya itu. Jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan, artinya ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.

Ia menyebutkan bahan utama pendukung produksi baterai mobil listrik adalah nikel, mangan, kobalt dan lithium. "Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85 persen bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita nggak mau, " tuturnya.

Jika mengacu pada rencana strategis nasional, Indonesia sudah harus beralih penuh ke kendaraan listrik pada 2040. Pemerintah mulai menggenjot usaha tersebut sejak 2019 silam ketika pemerintah akhirnya berhasil menggaet Hyundai asal Korea Selatan, untuk masuk ke Indonesia.

Pemerintah juga membidik produsen baterai listrik dan industri kendaraan listrik dunia untuk menanamkan modal di Indonesia. Komitmen investasi juga sudah datang dari CATL asal Cina dan Foxconn asal Taiwan. 

Foxconn, kata Bahlil, akan membangun mobil listrik juga 2022. "Sekarang ada CATL akan bangun pabrik baterai, tapi dia juga menggandeng pabrik mobil dari Cina."

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus