Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bahlil Jelaskan Kronologi Investasi Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menuturkan kronologi proses investasi proyek hilirsasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Sumatera Selatan.

24 Januari 2022 | 17.40 WIB

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 8 Juni 2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 8 Juni 2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menuturkan kronologi proses investasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Sumatera Selatan. Dia mengatakan proses hilirisasi batu bara menjadi DME sudah dilakukan sejak 2020.

"Waktu itu Menteri BUMN pak Erick Thohir sudah melakukan inisiasi dengan Pertamina ke Amerika," kata Bahlil saat groundbreaking proyek itu yang disiarkan secara virtual Senin, 24 Januari 2022.

Setelah itu dilanjutkan lewat pembahasan teknis dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Saat itu, kata dia, hilirisasi belum bergerak.

"Kemudian bapak (Presiden Joko Widodo) perintahkan kami, saya ingat betul begitu dilantik jadi menteri investasi, tugas pertama adalah menyelesaikan hilirisasi," ujarnya.

Pada akhir November 2021 di Dubai, kata dia, dilakukan penandatanganan MoU investasi Air Products sebesar US$ 15 miliar. Air Products bekerja sama dengan PT Bukit Asam dan Pertamina untuk itu wilayah Sumatera Selatan.

Adapun Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Jokowi memperkirakan jika sudah berproduksi, proyek hilirsasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) bisa menghemat pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga Rp 7 triliun.

"Kalau ini dilakukan yang ini saja di Bukit Asam yang bekerjasama dengan Pertamina dan Air Products sudah bisa berproduksi, bisa mengurangi subsidi dari APBN Rp 7 triliun kurang lebih," kata Jokowi.

HENDARTYO HANGGI

Baca juga: Airlangga: Anggaran Pembangunan Tahap I Ibu Kota Negara Rp 45 Triliun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus