Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Bagaimana Kesiapan Pegadaian dan BSI Menjadi Bank Emas?

Pegadaian dan BSI menjadi penyelenggara bank emas pertama di Indonesia. Bagaimana kesiapan mereka?

27 Februari 2025 | 12.00 WIB

Emas di Kantor Pusat Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, 3 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Emas di Kantor Pusat Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, 3 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pegadaian dan BSI menjadi penyelenggara bank emas atau bullion bank pertama di Tanah Air.

  • Nasabah BSI kini dapat menitipkan emasnya di bank sebagai custody, melakukan trading atau jual-beli emas, serta menggunakannya sebagai jaminan untuk pembiayaan.

  • Pegadaian yang telah lebih dulu menyediakan layanan bank emas menargetkan deposito emas mencapai 1,5 ton pada akhir 2025.

PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi penyelenggara bank emas atau bullion bank pertama di Tanah Air. Setelah layanan bank emas resmi diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 26 Februari 2025, kedua perusahaan ini diharapkan dapat berperan sebagai penyedia layanan perbankan berbasis emas, seperti penyimpanan emas, pembiayaan berbasis emas, serta perdagangan emas dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebetulnya, BSI telah memiliki layanan bank emas, seperti Gadai Emas, Cicil Emas, dan BSI Emas Digital, dengan total kelolaan saat ini sekitar 17,5 ton. Namun sebelum resmi menjadi bullion bank, skalanya masih terbatas, dengan transaksi maksimal sekitar Rp 250 juta. “Dengan hadirnya inisiatif bullion bank, kami berharap layanan ini berkembang lebih luas dan revolusioner,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat ditemui setelah peluncuran resmi bank emas di The Gade Tower, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BSI mendapatkan izin resmi pelaksanaan bank emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK Nomor S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari 2025. Izin tersebut, menurut Hery, mencakup dua kegiatan usaha utama, yaitu penitipan emas dan perdagangan emas. Hery menuturkan BSI akan melanjutkan proses perizinan untuk kegiatan usaha lain, seperti pembiayaan emas dan penyimpanan emas. Dengan demikian, nasabah BSI dapat menitipkan emas sebagai custody, melakukan trading atau jual-beli emas, serta menggunakannya sebagai jaminan untuk pembiayaan.

Hery mengatakan produk bank emas BSI dirancang secara inklusif dan digital agar dapat memberikan akses kepada masyarakat, baik yang baru memulai investasi maupun yang sudah berpengalaman. BSI bakal menawarkan kesempatan investasi emas dari 0,05 gram, dengan nilai kurang dari Rp 100 ribu, yang dapat diakses melalui platform digital BYOND by BSI. Masyarakat dapat berinvestasi kapan saja dan di mana saja tanpa batasan lokasi serta waktu melalui aplikasi BYOND by BSI.

Pada peresmian bisnis bank emas ini, BSI memperkenalkan tiga branding utama produk bank emas BSI, yaitu BSI Emas Digital, BSI Gold, dan BSI ATM Emas. BSI ATM Emas menjadi yang pertama di Indonesia yang dimiliki bank emas. Hery optimistis kehadiran BSI sebagai bank emas syariah pertama di Indonesia akan menjadi inovasi revolusioner untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman dan mudah diakses.

Dengan hadirnya layanan ini, Hery berharap bisnis bank emas BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Adapun omzet bisnis emas di BSI saat ini sebesar Rp 28,7 triliun. Mengacu pada data perseroan, pembiayaan bisnis emas di BSI pada 2024 mencapai Rp 12,80 triliun, tumbuh 78,17 persen secara tahunan meliputi gadai emas dan cicil emas. 

Sama halnya dengan BSI, Pegadaian telah memiliki layanan bank emas, antara lain, deposito emas, tabungan emas, penyimpanan emas (custody), dan perdagangan emas. Pegadaian telah mengantongi izin operasional bank emas dari OJK sejak 23 Desember 2024 melalui surat OJK Nomor S-325/PL.02/2024. 

Melalui layanan simpanan emas misalnya, masyarakat dapat menyimpan emas dalam bentuk deposito di Pegadaian, yang kemudian menjadi likuid dan dapat dimanfaatkan sebagai instrumen pembiayaan emas. Hanya dua pekan setelah mendapat izin dari OJK, Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengungkapkan deposito emas melalui aplikasi Pegadaian Digital telah mencapai 300 kilogram atau sekitar Rp 500 miliar.

Damar mengatakan masuknya Pegadaian ke ekosistem bullion bank sudah dipersiapkan sejak dulu, termasuk soal keamanannya. Dengan demikian, setelah peresmian bank emas ini, Pegadaian tinggal melanjutkan layanan yang sudah ada. Seperti diketahui, perusahaan pelat merah ini memiliki anak perusahaan Galeri 24 yang berperan dalam pemrosesan emas, termasuk pencetakan emas batangan, pemurnian emas, dan produksi perhiasan. Ihwal distribusinya pun, kata dia, dapat didukung oleh anak usaha Pegadaian lain, yaitu perusahaan PT Pesonna Optima Jasa. 

Dengan begitu, Damar yakin Pegadaian tidak hanya siap sebagai tempat penyimpanan emas, tapi juga mengembangkan ekosistem terintegrasi yang mencakup tabungan, deposito, perdagangan, hingga pemurnian emas. Dia berharap kehadiran layanan bank emas dapat meningkatkan minat masyarakat menabung emas, memperbesar jumlah deposito emas, serta mendukung pembiayaan berbasis emas bagi pelaku usaha, terutama di sektor perhiasan dan industri.

“Setelah resmi diluncurkan oleh Presiden, jumlah transaksi diharapkan terus meningkat,” tuturnya saat ditemui di The Gade Tower, Jakarta, pada Rabu, 26 Februari 2025. Pegadaian menargetkan deposito emas mencapai 1,5 ton pada akhir 2025. Seiring dengan perbaikan ekosistem perdagangan emas, Pegadaian ditargetkan mampu meraih transaksi emas sebesar Rp 219 triliun dalam lima tahun ke depan. 

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai pemegang 99 persen saham Pegadaian dan 15 persen saham BSI pun berharap layanan bank emas dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi kedua perusahaan tersebut. Direktur BRI Sunarso mengatakan selama ini Pegadaian telah menjadi tempat bagi masyarakat mencari likuiditas dengan menggadaikan emas dalam jumlah kecil. 

Sunarso berujar, setiap hari, Pegadaian menerima emas dari masyarakat dan memberikan kredit rata-rata Rp 4 juta per orang. Secara keseluruhan, Pegadaian menghimpun sekitar 90 ton emas di seluruh Indonesia, yang setara dengan nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat.

“Dengan adanya bullion bank, Pegadaian dapat lebih optimal mengelola emas yang dihimpun, baik untuk penyimpanan, perdagangan, maupun pembiayaan,” tuturnya di The Gade Tower, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025. Ia juga yakin BSI berpotensi memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekosistem emas, yang pada akhirnya berdampak positif bagi BRI karena kepemilikannya di BSI.

Pelayanan Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang Hasanudin, Jakarta, 2021. Tempo/Tony Hartawan

Selain meningkatkan profit, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pemerintah ingin meningkatkan minat masyarakat menyimpan emas di bullion bank. “Kami ingin mengundang masyarakat untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan yang formal. Kami harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman bagi mereka," kata Erick.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia itu pun ingin layanan bank emas dapat menggenjot produksi emas Indonesia. Lewat layanan ini, dia menargetkan BSI dan Pegadaian dapat mengelola 400 ton cadangan emas batangan dalam lima tahun.

Erick menuturkan saat ini produksi emas Indonesia sudah naik dari 110 ton menjadi 160 ton per tahun. Indonesia juga memiliki cadangan emas batangan sebanyak 201 ton. Namun angka ini bahkan lebih sedikit dibanding Singapura yang mempunyai 228 ton cadangan emas batangan.

Prabowo bahkan berharap layanan emas bakal meningkatkan produk domestik bruto hingga sebesar Rp 245 triliun dan membuka 1,8 juta lapangan kerja baru. Ketua Umum Partai Gerindra itu juga optimistis hadirnya bank emas dapat meningkatkan devisa, menghemat devisa keluar akibat diolah dan disimpan di luar negeri, serta meningkatkan stabilitas moneter melalui mekanisme likuidasi emas kepada bank emas di dalam negeri. “Kekayaan kita besar, potensi besar, karena itu pengelolaannya harus lebih cerdas, teliti, hati-hati, dan transparan,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus