Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Permata Tbk mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 14,3 persen sebesar Rp 251,9 triliun dan kenaikan Pendapatan Usaha Bank sebesar 11,6 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp 9 triliun pada kuartal III 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan pencapaian ini merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara fokus dan konsisten, serta didukung dengan sinergi yang kuat dengan Bangkok Bank, sebagai induk Bank Permata untuk memanfaatkan kapabilitas yang kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kinerja positif yang kami cetak di kuartal ketiga 2023 ini tidak lepas dari penerapan strategi bisnis yang selalu menjadi komitmen PermataBank menjadi bank pilihan,” ujar Meliza dalam keterangan resmi, Senin, 30 Oktober 2023.
Adapun pendapatan usaha bank dikontribusikan dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11,6 persen menjadi Rp 7,4 triliun. “Laba operasional sebelum Provisi sebesar Rp 4,6 trilliun, tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tuturnya. Keberhasilan ini, kata Meliza, menghantarkan Bank Permata membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 2,1 triliun sampai dengan kuartal ketiga 2023.
Sementara penyaluran kredit bank sepanjang sembilan bulan pertama 2023 tumbuh sebesar 2,4 persen (yoy) menjadi Rp 138,9 triliun, yang mayoritas dikontribusikan dari Kredit Pinjaman Korporasi dan Pembiayaan Bersama (Joint Financing). Rasio Loan to Deposit (LDR) juga membaik menjadi 75,6 persen per September 2023.
Lebih lanjut, Bank Permata terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7 persen dan 86,7 persen.
“Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset,” ujar Meliza.
Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang telah dilakukan secara optimal, serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, bank berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 49,2 persen pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 53,1 persen.
Adapun total simpanan nasabah tumbuh 12,6 persen menjadi Rp 181,8 triliun. “Bank tetap fokus untuk meningkatkan dana murah CASA, dimana hingga sembilan bulan pertama tahun 2023, rasio CASA masih berada di level 55,9 persen,” katanya.
Pilihan Editor: Harga Beras Naik, Ini Respons Pemerintah