Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menegur manajemen Batik Air terkait kapasitas angkut penumpang yang diduga tidak sesuai dengan ketentuan. Anggoa Komisi V DPR dari Fraksi PAN, Athari Gauthi Ardi, sebelumnya melaporkan Batik Air lantaran telah membawa lebih dari 70 persen penumpang dalam sekali penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Batik Air akan kami tegur. Memang kalau Covid, orang suka khilaf, khilafnya terus-terusan,” tutur Budi Karya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi Karya mengatakan pihaknya bakal segera berkomunikasi dengan manajemen maskapai milik Lion Group itu. Apalagi, saat ini pemerintah masih menerapkan aturan batas maksimal kuota penumpang per penerbangan, yakni 70 persen, di masa pandemi.
Kebijakan penetapan kapasitas maksimal dilakukan agar konfigurasi kursi penumpang berjarak sesuai dengan protokol physical distancing. Budi Karya menyebut bakal terus mempertahankan kebijakan itu meski sejumlah negara tidak menerapkan aturan pembatasan kapasitas.
“Di beberapa negara, (kapasitas angkutan) maskapai sudah 100 persen. International regulation tidak mengenal 70 persen. Hanya psikis kita tidak berani 100 persen. Sebenarnya ada keinginan 100 persen, tapi mempertimbangkan psikis,” katanya.
Budi Karya menyebut, sebenarnya sirkulasi di dalam pesawat aman. Sebab, armada terbang memiliki filter HEPA yang diklaim dapat menyaring virus hingga 99 persen.
Namun, pemerintah mencegah adanya kontak fisik antar-penumpang di dalam pesawat. Kontak fisik ini dikhawatirkan dapat meningkatkan penyebaran infeksi virus corona.
Anggota Komisi V Fraksi PAN, Athari Gauthi Ardi, menyentil maskapai Batik Air dalam penerbangan dari Jakarta ke Makassar. “Anggota kami naik pesawat Batik Air dari Jakarta ke Makassar, yang harusnya kapasitasnya 70 persen, tapi diisi 100 persen. Jadi enggak diterapkan physical distancing sama sekali,” tuturnya tanpa menyebut jadwal perjalanan maskapai.
Athari meminta Kementerian Perhubungan memberikan perhatian serius. Sebab, Kejadian ini telah beberapa kali dialami oleh anggota DPR lainnya.
Apalagi, Athari menyebut tingkat penularan Covid-19 terus bertambah. “Kami tahu pemulihan ekonomi penting, tapi jangan sampai rakyat kami yang menerima akibatnya. Jadi harus disoroti ada physical distancing dan protokol-protokol lainnya di pesawat,” ucapnya.
Manajemen Batik Air mengakui dalam penerbangan tertentu, dimungkinkan jumlah keterisian penumpang melebihi batas kapasitas yang ditetapkan. Mengacu penerbangan internasional, Danang menyebut beberapa negara sudah tidak memberlakukan pembatasan kapasitas.
“Terkait dengan kapasitas angkut penumpang pesawat udara Batik Air yang diberikan batasan dalam jumlah yang diangkut, penumpang tertentu akan ada duduk berdampingan bersebelahan dan tidak ada jarak,” ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro saat dihubungi Tempo pada Senin, 31 Agustus 2020.
Adapun untuk penerbangan yang memuat penumpang dengan konfigurasi tempat duduk penumpang berdekatan, ia menyatakan Batik Air memberlakukannya pada perjalanan grup atau rombongan tertentu. Danang memastikan penumpang yang duduk berdekatan (satu baris) telah lulus tes swab atau PCR dengan hasil negatif Covid-19. Sementara itu, penumpang yang bukan dalam satu keluarga atau rombongan tertentu akan diberi jarak.
“Kami menyampaikan, semua awak pesawat dan penumpang yang masuk ke dalam kabin pesawat udara telah melaksanakan rapid test Covid-19 atau PCR/ Swab dengan hasil non-reaktif atau negatif. Dalam hal ini, orang-orang tersebut dinyatakan sehat dan layak terbang,” ujar Danang.
Lebih lanjut, Danang mengatakan seluruh pihak yang masuk ke kabin pesawat telah melalui pengecekan kesehatan dan dokumen kesehatan oleh instansi yang diberikan kewenangan. Danang menerangkan, pesawat pun telah dilengkapi dengan filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) atau penyaringan partikel yang bisa mencegah virus hingga 99,9 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA