Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Indonesia akan memasuki masa ketidakpastian seusai Pemilu 2024.
Pergeseran kekuasaan bisa menimbulkan guncangan di pasar keuangan.
Reshuffle kabinet akan berlangsung di akhir masa pemerintahan Jokowi.
SETIDAKNYA untuk sembilan bulan ke depan pasar keuangan Indonesia akan memasuki turbulensi yang penuh guncangan. Betul, Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 sudah usai. Pemilihan presiden juga sudah menghasilkan pemenang dalam satu putaran, yang terlihat pada hasil hitung cepat. Namun ketidakpastian politik justru baru akan dimulai. Indonesia akan memasuki periode bebek lumpuh atau lame duck period yang bisa membuat pasar keuangan gonjang-ganjing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski boleh saja merayakan kemenangan, Prabowo Subianto saat ini sebetulnya masih berstatus presiden versi hitung cepat atau quick count. Sesuai dengan konstitusi, Prabowo baru akan resmi menjadi presiden pada 21 Oktober 2024, setelah Joko Widodo mengakhiri masa jabatannya. Dalam jargon politik, inilah periode bebek lumpuh. Presiden Jokowi secara resmi masih berkuasa, sementara Prabowo sudah terpilih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Waktu tunggu itu relatif amat panjang. Di Amerika Serikat, misalnya, lame duck period hanya berlangsung sekitar dua bulan. Pemilu berlangsung pada November dan pada Januari tahun berikutnya presiden baru sudah dilantik. Periode bebek lumpuh yang terlalu panjang di Indonesia sebetulnya dapat menimbulkan masalah hukum yang serius. Apalagi di sini tak ada aturan jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh diputuskan oleh presiden yang sedang mendekati akhir masa jabatannya.
Patokannya hanyalah fatsun politik. Menjelang akhir masa jabatan, presiden tentu tidak akan membuat keputusan penting yang berdampak panjang. Belum tentu presiden baru kelak memiliki pandangan yang sama dengan pilihan kebijakan itu, sementara dialah yang harus melaksanakan dan menanggung konsekuensinya. Misalnya jika terjadi gejolak pasar yang mengarah ke meletusnya krisis. Pemerintahan bebek lumpuh tak akan leluasa mengatasinya.
Selain itu, selama periode bebek lumpuh kali ini, bakal berlangsung pergulatan antar-partai politik yang sangat intensif. Mereka akan bertarung membangun koalisi ataupun barisan oposisi. Peta dukungan bisa berubah-ubah cepat. Maklum, di negeri ini, tak ada ideologi ataupun agenda besar yang dapat menjadi patokan kebijakan partai. Walhasil, tak ada pedoman pula bagi pasar untuk memperkirakan bagaimana koalisi atau oposisi kelak terbentuk.
Penentu utama apakah satu partai dan partai lain akan menjadi kawan atau lawan hanyalah perkara bagi-bagi kekuasaan serta kepentingan ekonomi para petingginya. Celakanya, semua pergulatan itu berlangsung di ruang-ruang tertutup yang jauh dari penglihatan ataupun pendengaran publik.
Investor yang dekat dengan elite politik akan mendapat privilese bocoran informasi. Sebaliknya, investor yang tak punya akses hanya bisa mengais-ngais info dari rembesan gosip. Dalam situasi begini, yang kerap menjadi korban adalah investor retail di pasar saham ataupun obligasi negara yang bisa terbakar kerugian karena terlambat mengikuti perkembangan.
Faktor lain yang menambah kegalauan pasar adalah kemungkinan bubarnya koalisi partai pendukung pemerintah. Hal itu bisa terjadi lebih cepat pada periode bebek lumpuh, sebelum pelantikan Prabowo. Pekan lalu, misalnya, berembus lagi kabar tentang mundurnya beberapa menteri profesional ataupun yang terafiliasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Reshuffle kabinet, apalagi jika menyentuh posisi penting seperti Menteri Keuangan, sudah pasti membuat investor kalang kabut menganalisis kembali berbagai faktor risiko yang bisa mengancam nilai portofolio mereka.
Prabowo pun belum tentu dapat melewatkan waktu tunggu selama periode bebek lumpuh dengan tenang. Calon-calon presiden yang kalah bukan tak mungkin akan mengajukan gugatan hasil pemilihan umum ke Mahkamah Konstitusi. Makin banyak pula tuduhan dari berbagai kelompok masyarakat sipil bahwa pemilihan presiden tidak berlangsung secara jujur dan adil.
Panasnya panggung politik juga akan diikuti maraknya protes di jalanan. Menjelang pemilihan umum lalu, sudah berlangsung demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa Yogyakarta. Jika gerakan parlemen jalanan mahasiswa menjalar ke mana-mana, pada periode bebek lumpuh kali ini pasar keuangan akan makin terguncang-guncang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Rawan Guncangan di Masa Bebek Lumpuh"