Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat minat Generasi Z (Gen Z) berinvestasi di surat berharga negara (SBN) terus meningkat. Berdasarkan persentase, jumlah investor dari Gen Z naik signifikan lima tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan jumlah investor Gen Z terhadap total investor pada 2024 mencapai 11,67 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding 2018 yang hanya 3,70 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Investor baru dari Gen Z atau pelajar dan mahasiswa terus mengalami peningkatan. Mencerminkan efektivitas program literasi dan upaya pemerintah dalam memastikan aksesibilitas instrumen investasi yang aman dan menarik,” ujarnya kepada Tempo, dikutip Rabu, 15 Januari 2024.
Suminto mengatakan untuk menarik investor baru, terutama dari kalangan Gen Z, pemerintah mengadopsi pendekatan edukatif dan inovatif. Pendekatan meliputi peningkatan literasi keungan dan edukasi untuk generasi muda melalui berbagai program edukasi seperti Obrolan Investasi untuk Negeri (ORASI) Goes to Campus, SDG Talks, dan Inclusive Festival (Infest) Goes to Campus.
Selain itu, kementerian keuangan juga aktif melakukan kampanye digital. Sumint mengatakan kementerian memanfaatkan platform digital seperti media sosial, podcast, dan video pendek di YouTube dan TikTok. Tujuannya untuk menyampaikan informasi tentang SBN secara menarik dan mudah dipahami.
Kementerian juga melakukan pengenalan SBN ritel dengan nilai sosial dan lingkungan seperti green sukuk ritel dan SDG bond ritel. Pemerintah, kata dia, juga menyediakan instrumen yang terjangkau dan mudah di akses. “Minimal pembelian Rp 1 juta dan penggunaan e-SBN untuk pemesanan SBN ritel secara online,” ujarnya.
SBN adalah produk investasi yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai instrumen utang untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan berinvestasi di produk SBN, investor dapat keuntungan dari imbal hasil sekaligus berkontribusi dalam pembiayaan negara.
Salah satu produk yang bisa dibeli oleh masyarakat umum adalah SBN ritel. Suminto mengatakan Total investor outstanding SBN ritel meningkat signifikan dari 71 ribu investor pada tahun 2018 menjadi lebih dari 600 ribu investor pada tahun 2024. “Rasio investor baru bervariasi setiap tahunnya, tetapi berada di kisaran 20 persen hingga 30 persen dalam lima tahun terakhir, mencerminkan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.