Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks baru bernama IDX Cyclical Economy 30 pada Sabtu, 13 Juli 2024. Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari, mengatakan indeks ini mengukur kinerja harga dari 30 saham cyclical berdasarkan subsektor dari IDX Industrial Classification (IDXIC) yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar. Selain itu, juga didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indeks ini mulai berlaku efektif per Senin, 15 Juli 2024. "Mencakup saham dari berbagai sektor cyclical yang dikenal memiliki kinerja signifikan, dipengaruhi oleh perubahan siklus ekonomi, termasuk sektor finansial, barang konsumen nonprimer, hingga infrastruktur," kata Pande dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Minggu, 14 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sektor cyclical dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Contoh sektor ini meliputi perkebunan, pertambangan, industri dasar, aneka industri, properti, hingga keuangan dan perdagangan.
Pande juga menjelaskan tahapan awal penentuan konstituen indeks IDX Cyclical Economy 30 dengan mengecualikan saham yang tercatat di Papan Pemantauan Khusus. Kemudian, BEI memilih saham yang selalu diperdagangkan selama 12 bulan terakhir, dan saham yang sesuai dengan klasifikasi saham cyclical berdasarkan subsektor IDXIC.
Selanjutnya, BEI memilih 30 saham yang memiliki peringkat tertinggi. "Berdasarkan faktor nilai transaksi, frekuensi transaksi, kapitalisasi pasar free float, keterwakilan masing-masing sektor cyclical, dan fundamental."
Penghitungan indeks IDX Cyclical Economy 30 menggunakan metode adjusted market capitalization weighted berdasarkan kapitalisasi pasar free float atau saham beredar. Bobot saham dibatasi paling tinggi 25 persen, yang disesuaikan pada saat evaluasi.
Pande menambahkan, indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 1 Maret 2019 dengan nilai awal 100. Evaluasi berkala indeks IDX Cyclical Economy 30 terdiri dari evaluasi mayor dan minor. Evaluasi mayor bertujuan untuk pemilihan dan pembobotan ulang konstituen indeks, yang akan dilakukan pada akhir Februari dan Agustus.
Sementara itu, evaluasi minor bertujuan untuk memperbarui faktor free float serta melakukan pembatasan ulang bobot saham, yang akan dilakukan pada akhir Mei dan November. Hasil evaluasi indeks berlaku efektif pada hari bursa pertama bulan berikutnya.
Dengan hadirnya IDX Cyclical Economy 30, BEI berharap agar para investor lebih cermat dalam mengambil keputusan investasi yang adaptif terhadap perubahan siklus ekonomi. Dengan demikian, dapat mencapai kinerja portofolio yang optimal. Pada masa mendatang, kata Pande, indeks ini dapat dijadikan acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks, seperti reksa dana indeks maupun Exchange Traded Fund (ETF) indeks.
"Sehingga investor dapat lebih mudah berinvestasi pada saham-saham sektor cyclical dan dapat memanfaatkan strategi diversifikasi yang ditawarkan oleh indeks IDX Cyclical Economy 30," katanya.
30 saham yang masuk indeks
Berikut daftar 30 saham yang masuk ke dalam IDX Cyclical Economy 30:
1. PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES)
2. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
3. PT Bank Jago Tbk. (ARTO)
4. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
5. PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI)
6. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI)
7. PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN)
8. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI)
9. PT Bintang Oto Global Tbk. (BOGA)
10. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS)
11. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BUMI)
12. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT)
13. PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS)
14. PT Capital Financial Indonesia Tbk. (CASA)
15. PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT)
16. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)
17. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA)
18. PT Essa Indstries Indonesia Tbk. (ESSA)
19. PT MD Pictures Tbk. (FILM)
20. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO)
21. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP)
22. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)
23. PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI)
24. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
25. PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)
26. PT Panin Financial Tbk. (PNLF)
27. PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA)
28. PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR)
29. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG)
30. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA).
Pilihan Editor: Hary Tanoe Borong 102 Juta Saham MNC Asia Holding, Kenapa?