Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perdagangan saham di pasar modal pada 24-17 Maret 2025 atau sepekan ini mencapai Rp 18,6 triliun. Angka ini meningkat 22,26 persen di pekan sebelumnya yang mencatatkan perdagangan Rp 15,21 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Data perdagangan saham BEI selama sepekan ditutup mayoritas pada zona positif,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 28 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEI mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini menunjukkan tren positif. IHSG pada pekan ini tercatat parkir di level 6.510,6 atau meningkat 4,03 persen dari pekan sebelumnya di level 6.258,1.
“Peningkatan turut terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,03 persen,” kata Kautsar.
Kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 2,81 persen menjadi Rp 11.126 triliun dari Rp10.822 triliun pada sepekan sebelumnya. Sedangkan, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan yaitu sebesar 8,60 persen menjadi 18,77 miliar lembar saham dari 20,53 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Perubahan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 16,16 persen, menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 1,21 juta kali transaksi pada pekan lalu.
“Investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp 623,65 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 29,92 triliun,” kata Kautsar.
Selama sepekan kemarin, BEI mencatat ada terdapat lima emisi yang tercatat di BEI, terdiri dari tiga obligasi dan dua sukuk. Pada Rabu, 26 Maret 2025, Obligasi Berkelanjutan II, Obligasi USD Berkelanjutan II, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills mulai dicatatkan di BEI.
Obligasi dan sukuk dicatatkan dengan nilai pokok masing-masing sebesar Rp 1.963.475.000.000, US$ 2.658.500, dan Rp 1.500.000.000.000.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kredit Rating Indonesia untuk kedua obligasi adalah idA+ (Single A Plus) dan irAA- (Double A Minus), sementara untuk sukuk adalah idA+(sy) (single A plus syariah) dan irAA- (Double A Minus). PT Bank KB Bukopin Tbk menjadi Wali Amanat dalam penerbitan emisi tersebut.
BEI juga menyebut total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2025 adalah 33 emisi dari 24 emiten senilai Rp 45,56 Triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 606 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 495,6 triliun dan US$ 108,41 juta, diterbitkan oleh 134 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp 6.190,33 triliun dan US$ 502,1 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai Rp 2,41 triliun.