Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Beli BBM Subsidi Bakal Pakai Aplikasi, Bos Pertamina Sebut Tak Sembarang Ngocor

Pertamina menyatakan pemerintah sedang mempercepat pengaturan kriteria pembelian BBM bersubsidi lewat sistem digital terintegrasi.

9 Juni 2022 | 10.15 WIB

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, duduk di peringkat ke-27 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes 2021. Disebut Forbes, Nicke dinilai memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan BUMN tersebut. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, duduk di peringkat ke-27 dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes 2021. Disebut Forbes, Nicke dinilai memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan BUMN tersebut. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan menerapkan sistem baru untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembelian BBM bersubsidi di seluruh SPBU akan dilakukan melalui aplikasi MyPertamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Saat sudah ada kriteria yang jelas, nanti akan diset di digitalisasinya kalau yang tidak berhak ini (BBM) tidak bisa ngocor dari nozzle-nya,” kata Nicke seperti dikutip dari Bisnis Indonesia, Kamis, 9 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nicke menyatakan pemerintah sedang mempercepat pengaturan kriteria pembelian BBM bersubsidi lewat sistem digital terintegrasi. Tanpa pengaturan itu, subsidi bahan bakar bisa bocor ke konsumen kelas atas.

Adapun kriteria penerima akan diidentifikasi dari pelat nomor kendaraan. Pelat nomor kendaraan nantinya mesti terdaftar di aplikasi MyPertamina. Sehingga  secara otomatis, sistem ini bakal mengunci alokasi BBM subsidi pada kendaraan yang tidak terdaftar di aplikasi MyPertamina atau yang sudah melebihi kuota konsumsi pada hari itu.

Nicke menuturkan pemerintah tengah memfinalkan rancangan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Revisi tersebut memuat petunjuk teknis yang berkaitan dengan kriteria konsumen dan sistem verifikasi untuk dapat mengakses BBM bersubsidi tersebut.

“Hari ini pemerintah sedang memfinalkan revisi Perpresnya sehingga nanti ada kriteria kendaraan dan masyarakat yang berhak untuk itu,” tuturnya.

Di sisi lain, dia menuturkan perseroan masih mengidentifikasi kebocoran konsumsi BBM bersubsidi. Kondisi itu menyebabkan beban subsidi dan kompensasi BBM tinggi.

Misalnya, dia mencontohkan, penggunaan solar makin meningkat drastis pada kawasan industri, seperti penambangan batu bara dan perkebunan sawit. Padahal, kawasan itu tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi solar.

“Sebetulnya truk-truk tambang batu bara itu tidak berhak dapat solar subsidi, juga untuk sawit,” kata bos Pertamina tersebut.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus