Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Budi Arie Setiadi resmi dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru menggantikan Johnny G Plate. Pelantikan tersebut dilakukan di Istana Negara, Senin, 17 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi Arie bukanlah nama baru di kabinet. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) mendampingi Abdul Halim Iskandar. Bagaimana profil dan harta kekayaannya?
Daftar Aset Budi Arie
Menurut data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara Elektronik (e-LHKPN), Budi Arie pertama kali melaporkan kekayaannya pada 18 November 2019 saat awal menjabat di Kemendes PDTT dengan jumlah Rp100 miliar. Kemudian, hartanya meningkat sebanyak Rp1 miliar atau menjadi sekitar Rp101 miliar per 31 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil pimpinan Kemendes PDTT itu memiliki harta yang didominasi oleh tanah dan bangunan senilai Rp62,7 miliar. Bidang tanah dan bangunan tersebut tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Tangerang Selatan, Tangerang, Bekasi, dan Padang dengan luas berkisar 94,5 sampai 31.445 meter persegi.
Selain itu, Budi Arie Setiadi mempunyai tiga kendaraan bermotor roda empat senilai Rp869 juta. Adapun koleksi mobilnya terdiri dari Honda HR-V RU5 1.8 RS (2019), Honda HRV (2016), dan VW Scirocco (2014). Ada pula harta kekayaan lainnya, meliputi aset bergerak sebesar Rp2,23 miliar, surat berharga Rp24,5 miliar, serta kas dan setara kas Rp10,6 miliar.
Selanjutnya baca: Jejak Karier Budi Arie
Jejak Karier Budi Arie
Berdasarkan rilis kemendesa.go.id, pria lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu mengawali kariernya sebagai jurnalis Media Indonesia Minggu pada 1994-1996. Selanjutnya, ia menjadi bagian dari Redaksi Mingguan Kontan selama 1996 hingga 2001.
Pada 2001, jabatan Budi Arie Setiadi melejit menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Mandiri Telekomunikasi Utama sampai 2009. Kemudian, ia ditunjuk menjadi Pemimpin Umum Tabloid Bangsa (2008-2009). Diketahui, selama 2010-2014, ia menduduki posisi sebagai pimpinan Dewan Direksi PT Daya Mandiri.
Peraih gelar Magister pada jurusan Manajemen Pembangunan Sosial UI itu melanjutkan tonggak kariernya di NKE Investama sebagai direktur utama pada 2009-2014. Pada periode yang sama, Budi Arie juga menjadi Direktur PT Sarana Global Informasi. Lalu, pada 2011-2014, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Mitra Lumina Indonesia.
Sementara itu, ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi, ia pernah menjadi Ketua Forum Studi Mahasiswa UI (1992-1993). Setelahnya, ia dipercaya menjadi Redaksi Pelaksana Suara Mahasiswa UI (1993-1994). Tercatat, Budi juga menjadi bagian dari pendiri Keluarga Besar Universitas Indonesia (KBUI).
Berbekal pengalaman bekerja sebagai wartawan, Budi sempat menerbitkan dua buku, yaitu Berubah Demi Rakyat (2004) dan Menjemput Takdir Sejarah (2015). Ia juga masuk dalam jajaran pendiri Harian Bergerak pada 1998.
Kiprah di Dunia Politik
Adapun sebagai politikus, Budi Arie pernah menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selama 2005 sampai 2010. Kemudian jabatannya meningkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta.
Pada Agustus 2013, Budi Arie mendirikan kelompok relawan pemenangan bernama Projo. Ia bersama timnya menggalang aspirasi dan dukungan untuk pencapresan Jokowi sebelum diusung secara resmi oleh PDIP. Pada Pilpres putaran kedua 2019, Projo masih konsisten mendeklarasikan Jokowi.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Profil Budi Arie Setiadi yang Dilantik Jokowi Jadi Menkominfo Pengganti Johnny Plate