Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis mereka pabrik

Pt rekayasa industri memperoleh pengalaman berharga dari toyo engineering corp (tec), setelah ikut serta membangun pabrik pt pupuk iskandar muda yang digarap oleh tec. (eb)

6 April 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH persero milik pemerintah, PT Rekayasa Industri, diam-diam sedang belajar "ilmu mendirikan pabrik". Suhu-nya di situ: Toyo Engineering Corp. (TEC), sebuah perusahaan Jepang terkemuka di bidang rancang bangun (design engineertng) dan perekayasaan industn. Reputasi TEC cukup baik. Sudah 50 pabrik pupuk amonia, 59 pabrik pupuk urea, dan 17 pabrik ethylen didirikan perusahaan itu - termasuk pabrik pupuk Sriwidjaja, Kujang, dan Asean Aceh Fertilier. Terakhir kali, TEC menggarap pendirian pabrik-pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhok Seumawe, Aceh Utara, yang diresmikan Kepala Negara pertengahan Maret lalu. Bagi Rekayasa Industri, PIM merupakan proyek besar pertama tempat para tenaga ahli perusahaan itu menerapkan dan menimba ilmu. Di situ, perusahaan negara ini mendapat kepercayaan melakukan pekerjaan konstruksi perlengkapan pabrik dan menyelesaikan pekerjaan mekaniknya. Baru pekerjaan paling hilir dari usaha mendirikan pabrik, memang. Tapi Didi Suwardi, direktur utama Rekayasa Industri, tampak cukup senang bisa memperoleh kesempatan untuk menangani proyek besar itu, sekalipun nilai pekerjaannya baru Rp 12,8 milyar. Kue terbesar dari proyek berharga US$ 381 juta lebih itu, tentu saja, diambil TEC, yang mengerjakan rancang bangun, pengadaan, dan pengiriman perlengkapan pabrik dari Jepang. "Ketika kami menerima proyek itu, pada 1982, banyak orang meragukan kemampuan kami, termasuk pejabat pemerintah sendiri," ujar Didi. Syukur, 85 insinyur Rekayasa, yang dibantu 16 tenaga ahli asing, bisa menyelesaikan bagian proyek yang jadi tanggung jawabnya. Dari para tenaga ahli asing yang menangani manajemen proyek dan kontrol kualitas itu, para ahli Rekayasa juga bisa menimba pengetahuan. M. Yamasaki, manajer proyek PIM dari TEC, memuji kecepatan belajar para Insinyur perusahaan negara itu. Kata dia, para pekerja Indonesia tak mau mengerjakan proyek begitu saja mengikuti gambar. "Mereka ingin tahu mengapa rancangannya begitu dan tak begini," ujarnya. Setelah dijelaskan dan mereka merasa puas, di luar dugaan, kerja mereka dinilai cepat cekali. Untung, pihak TEC sudah mengenal dengan baik orang Rekayasa, yang kebanyakan berasal dari Pusri dan Kujang. Kebetulan pula, perlengkapan kedua pabrik pupuk itu seluruhnya disuplai oleh TEC, hingga pengenalan terhadap perlengkapan serupa di PIM tidaklah sulit. Tapi semangat belajar dan berusaha, tentu, juga merupakan faktor pendorong para pekerja Rekayasa itu. Maklum, ketika pemerintah memberikan dana Rp 600 juta pada tahun 1981, Rekayasa bukan apa-apa. Pekerjaan awal yang ditangani persero itu adalah penelitian efisiensi dan produktivitas di Pusri dan Kujang. Di situ pendapatan diperoleh berdasarkan penghitungan jam kerja. Kini, sesudah PIM bisa dikantunginya, Rekayasa mulai berani menawarkan Jasa sejak rancang bangun, perekayasaan, pengadaan, sampai tahap konstruksi pembangunan industri kimia, perminyakan, tenaga, sampai logam dasar dan mesin. Bersama TEC, kini Rekayasa sedang mengikuti tender pembangunan pabrik PT Pupuk Kaltim III. Kata pihak TEC dalam proyek itu, Rekayasa akan disertakan dalam pembuatan rancang bangun juga. Di situ para ahli dari Rekayasa, boleh jadi akan bisa menimba banyak ilmu. Tentu saja pihak TEC tidak akan bermurah hati memberikan jurus-jurus simpanan yang didapatnya dengan harga mahal dan cukup sulit. Anak perusahaan Mitsui Toatsu Chemical Inc., yang didirikan tahun 1961 itu, banyak mengirimkan tenaga ahlinya ke pelbagai perusahaan di AS ketika memulai usahanya dulu. Langkah itu dilakukannya sesudah banyak perusahaan Jepang, yang membeli rancang bangun dari AS, beranggapan bahwa industri kimia yang mereka dirikan ternyata tidak efisien. Tim yang dikirim ini setibanya kembali di Jepang berkewajiban menyebarkan ilmunya ke rekan-rekan mereka. Begitu seterusnya TEC mulai belajar. Dan kini Rekayasa mulai menempuh jalan seperti yang dilalui TEC hampir 25 tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus