Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis ritel masih memasuki masa-masa yang sulit. Central Departemen Store Neo Soho mengikuti jejak supermarket Hero menutup gerainya.
Baca juga: Anak Usaha Mitra Adiperkasa IPO dengan Total Nilai Saham Rp 897 M
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjelang penutupan gerai, Central Departement Store di Neo Soho, Jakarta Barat menggelar diskon hingga 90 persen hingga 17 Februari 2019. Public Relations Departemen Manager PT. Central Retail Indonesia Dimas Wisnu Wardana mengatakan penutupan departemen store dilakukan karena perusahaan mengubah strategi bisnis.
"Kami sedang berfokus mengembangkan omni channel. Jadi kami punya service berbelanja lewat aplikasi messenger," kata Dimas saat ditemui Tempo di Central Departement Store, Neo Soho, Senin, 14 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aplikasi yang sedang dikembangkan, kata Dimas, adalah aplikasi chat seperti WhatsApp dan Line melalui official account bukan aplikasi yang dapat diunduh. Dimas mengaku nantinya tidak menutup kemungkinan dari aplikasi messenger akan beralih ke website.
"Kalau website kan butuh pemikiran lebih lanjut dan prosesnya lebih lama. Kita bertahap lewat omni channel dulu," ujarnya. Central Departemen Store berasal dari Thailand.
Dimas mengatakan pihaknya tidak ingin melewatkan peluang karena pembeli Central Departement Store lebih banyak kaum muda yang ingin lebih mudah dalam berbelanja. "Orang muda lebih suka yang ada di tangan. Kami menangkap peluang itu, jadi lebih baik kami memusatkan Central di Grand Indonesia saja," ujar Dimas.
Ihwal penutupan Central Departement Store, kata Dimas, tidak akan dibarengi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Nantinya, seluruh karyawan yang direkrut melalu PT. Central Ritel Indonesia akan dipindahkan ke gerai Grand Indonesia.
MIS FRANSISKA DEWI | DRC