Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengalihkan angkutan truk ke moda kereta api, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan memulai proyek percontohan atau pilot project hub truk di dekat stasiun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan saat ini pergerakan barang menggunakan truk tidak efisien. Oleh karena itu, moda angkutan kereta api perlu dikembangkan karena dinilai bisa menekan biaya logistik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai gambaran, kereta api bisa mengangkut 50 kontainer dalam satu kali perjalanan. Sementara itu, moda angkutan jalan raya hanya bisa mengangkut satu kontainer dalam satu kali perjalanan. "Di negara lain pergerakan itu rail based, bukan road based. Di sini, 98 persen [angkutan barang] malah road based," ujarnya di Jakarta, Kamis, 2 November 2017.
Menurut Bambang, truk-truk dengan rute lebih dari 30 km bakal menjadi sasaran pengalihan, sedangkan pergerakan truk dengan radius kurang dari 30 km bakal diarahkan bergerak di dalam kota.
Bambang mengatakan, untuk memuluskan pengalihan angkutan truk ke moda angkutan berbasis rel diperlukan hub truk di dekat stasiun sebagai sarana intermoda truk dan kereta. Saat ini, PT Lookmand Djaja tengah membangun hub truk di dekat Stasiun Kedunggedeh, Karawang.
Secara keseluruhan, BPTJ meyakini rasio biaya logistik terhadap produk domestik bruto (PDB) bisa turun 3 persen bila pergerakan barang di matra darat dibenahi. Bambang mengatakan, pihaknya telah meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk merumuskan kendala apa yang perlu ditangani agar pengalihan angkutan truk ke moda kereta api bisa berjalan lancar.