Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Neraca Perdagangan Indonesia per Maret 2025 Surplus USD 4,33 Miliar

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus selama 59 bulan beruntun

21 April 2025 | 14.41 WIB

Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 7 April 2025. Pemerintah akan mengundang asosiasi pelaku usaha untuk membahas strategi ekspor dan dampak kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Indonesia sebesar tiga puluh dua persen. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 7 April 2025. Pemerintah akan mengundang asosiasi pelaku usaha untuk membahas strategi ekspor dan dampak kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Indonesia sebesar tiga puluh dua persen. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,33 miliar pada Maret 2025. Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus ini naik US$ 1,23 miliar dibanding bulan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, BPS mencatat surplus ini sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. “Dengan demikian neraca perdagangan telah mencatat surplus 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Amalia dalam konferensi pers rilis BPS, Senin, 21 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surplus neraca perdagangan adalah kondisi ketika nilai ekspor suatu negara lebih besar daripada impor dalam periode waktu tertentu. Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar US$ 23,25 miliar, naik 5,95 persen secara bulanan atau month to month. Sementara impor Indonesia sebesar US$ 18,2 miliar atau naik 0,38 persen secara bulanan.

Berdasarkan laporan BPS, surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 ditopang oleh komoditas non-migas sebesar US$ 6 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati atau HS15, bahan bakar mineral HS27, serta besi dan baja atau HS72.

Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$ 1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

Pada Maret 2025 Indonesia mengalami surplus perdagangan barang pada kelompok non-migas dengan beberapa negara. Tiga terbesar di antaranya adalah Amerika Serikat US$ 1,98 miliar, India US$ 1,04 miliar dan Filipina US$ 0,71 miliar.

Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga defisit yang terbesar adalah Cina yakni minus US$ 1,11 miliar, Australia minus US$ 0,35 miliar dan Thailand minus US$ 0,195 miliar.

Secara total pada Januari hingga Maret 2025 neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus US$ 10,92 miliar. Surplus ini naik sebesar US$ 3,51 miliar dibandingkan Januari hingga Maret 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus