Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BRI Raup Laba Rp 60,64 Triliun sepanjang 2024

BRI juga telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.365 triliun sepanjang 2024.

12 Februari 2025 | 10.18 WIB

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 secara virtual, 12 Februari 2025. Zoom
Perbesar
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 secara virtual, 12 Februari 2025. Zoom

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI mengumumkan raihan laba sebesar Rp 60,64 triliun sepanjang 2024. Selain itu, nilai aset BRI juga tercatat sebesar 1.993 triliun atau tumbuh 4,2 persen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Terungkap sudah BRI cetak laba,” kata Direktur Utama BBRI Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 secara virtual pada Rabu, 12 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain itu, bank BUMN berkode saham BBRI tersebut juga telah menyalurkan kredit Rp 1.354,64 triliun. Penyaluran ini didominasi untuk kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan nilai transaksi Rp 1.110,37 triliun atau 81,97 persen. 

Sunarso merincikan, ada kredit Rp 627 triliun untuk usaha mikro, Rp 209 triliun untuk konsumer, dan Rp 273 trilun untuk ritel menengah. Sementara, kredit untuk korporasi BRI hanya menyalurkan Rp 244 triliun sepanjang 2024. “Kredit didominasi kepada UMKM,” tuturnya. 

BRI juga telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.365 triliun sepanjang 2024. Jumlah itu terdiri dari tabungan Rp 544 triliun, giro Rp 374 triliun, dan deposito Rp 446 triliun. 

Di sektor digital, BRI juga mencatat ada 38,61 juta pengguna aplikasi BRI Mobile atau Brimo. Dari jumlah user tersebut, nilai transaksinya mencapai Rp 5.596 triliun atau naik 34,57 persen secara tahunan. 

Sunarso mengatakan pada 2025 ini juga masih ada berbagai tantangan ekonomi global maupun lokal. Di global, perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina serta kebijakan Bank Sentral The Fed mesti diwaspadai.

Sementara itu, di dalam negeri turunnya inflasi sepanjang Januari 2025 akan turut berdampak pada UMKM. Menurut Sunarso, penggerak UMKM ialah daya beli dan konsumsi rumah tangga. “Kalau ini (daya beli dan konsumsi) menurun, permintaan kredit juga menurun,” kata Sunarso. 

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus