Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) pasang target untuk menjadi top tiga teratas bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu 10 tahun mendatang. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan target tersebut dalam diskusi buku karyanya yang berjudul 'Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia' di Jakarta pada Kamis, 11 Juli 2024. “Kami telah menyusun rencana kerja selama 10 tahun, BSI masuk top 3 bank syariah global dari sisi market cap,” kata Hery dalam keterangan resmi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah resmi merger, kata dia BSI telah mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen. BSI juga masuk dalam Top 10 Global Islamic Banks dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret 2024. "Pencapaian luar biasa ini berhasil diraih satu tahun lebih awal dari yang ditargetkan perusahaan yakni pada tahun 2025 mendatang," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BSI melaporkan pertumbuhan laba sampai April 2024 sebesar 15,05 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Berdasarkan laporan keuangan unaudited, laba BSI tumbuh menjadi Rp 2,24 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan yang tumbuh secara double digit, yakni 18 persen yoy menjadi Rp 251,6 triliun dan non-performing financing (NPF) net di level 0,57 persen.
Hery melanjutkan, hasil dari merger tiga bank syariah di bawah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ini membawa manfaat besar bagi BSI. Misalnya seperti memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabah secara signifikan. Setelah merger, jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari 5 juta nasabah menjadi 20 juta orang per maret 2024.
“Alhamdulillah, merger ini membawa banyak berkah bagi BSI, terutama dari pertumbuhan aset. Di samping pertumbuhan kinerja yang meningkat, kinerja keuangan BSI juga semakin membaik. Sekarang, BSI telah menjadi bank kelas menengah yang terbaik di Indonesia” kata Hery.
Menurut Hery, kehadiran BSI harus bisa menjadi bank syariah yang modern, universal dan inklusif. BSI pun harus mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di Tanah Air. “Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, tapi sebelum hadirnya BSI, tidak ada bank syariah besar. Ini merupakan anomali, padahal kita punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah,” ujar dia.
Dia menceritakan, merger BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah berlangsung saat pandemi Covid-19 dan proses integrasinya rampung dalam waktu 11 bulan. Setelah resmi merger, BSI harus bertransformasi, termasuk dalam hal teknologi dan digital, serta menjadi bank syariah yang mampu bersaing dan kompetitif. Dengan harapan, BSI dapat memenuhi segala kebutuhan berbagai segmen konsumen dari segi bisnis apa pun.
"Tim merger juga harus memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, baik dari sisi operasional, keuangan, maupun kepatuhan," tutur Hery.
Pilihan Editor: Bahlil Yakin Bandara IKN Siap Digunakan Sebelum 17 Agustus: Kita Akan Mendarat di Sana