Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan State Minister of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism Japan, Kokuba Konosuke, dalam kunjungan kerjanya di London, Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan sejumlah kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi bersama Jepang, di antaranya MRT Fase 2A (rute Bundaran HI – Kota).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi Karya mendorong agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan. Menurut Budi Karya, membangun transportasi massal perkotaan di Jabodetabek menjadi suatu keharusan.
"Dengan terus dilanjutkannya pembangunan MRT di berbagai koridor, diharapkan semakin memudahkan mobilitas masyarakat, serta dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara,” ujar Budi Karya lewat keterangan tertulis pada Selasa, 28 November 2023.
Menurut Budi Karya, saat ini pemerintah Indonesia tengah mendorong penyelesaian salah satu paket kontrak dari proyek MRT Fase 2A, yaitu CP (Contract Package) 205. Proyek tersebut meliputi pembangunan sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, sistem operasional, daya (power), hingga rel (track work).
Selanjutnya: “Kami berharap dukungan pemerintah Jepang untuk mendorong...."
“Kami berharap dukungan pemerintah Jepang untuk mendorong partisipasi perusahaan asal Jepang untuk mengikuti tender CP205," kata Budi Karya. "Kami menargetkan penandatanganan kontrak tersebut sudah selesai dilakukan pada Desember 2023."
Pembangunan MRT Fase 2 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek Fase 2 ini terdiri dari dua tahap ,yaitu Fase 2A dan 2B. Fase 2A menghubungkan Bundaran HI – Kota sepanjang 5,8 kilometer, yang melewati tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Sedangkan Fase 2B menghubungkan Kota – Ancol Barat (Depo) yang masih dalam studi kelayakan.
PT MRT Jakarta menargetkan pekerjaan fase 2A yang memiliki beberapa paket kontrak (CP) ini dapat diselesaikan pada tahun 2028-2029.
Selain membahas proyek MRT, Budi Karya berujar, pertemuan itu juga membahas kelanjutan proyek pengembangan Pelabuhan Patimban yang saat ini masih dalam proses pengerjaaan paket 5 dan 6. Pelabuhan itu diharapkan dapat selesai sesuai dengan target waktu yang telah disepakati.
Pemerintah terus mengebut penyelesaian pengembangan Pelabuhan Patimban. Pembangunan fase 1 berupa terminal kendaraan berkapasitas 218 ribu CBU dan terminal peti kemas berkapasitas 250 ribu TEUs telah rampung. Saat ini kapasitasnya sudah mendekati optimal. Kini tengah berlangsung tahap konstruksi pembangunan fase 2, yang akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600 ribu CBU dan terminal peti kemas mencapai 3,75 juta TEUs.