Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tergiur dengan keuntungan yang besar, Reza Fauzi, penasaran dengan beberapa model judi online. Setelah berkali-kali merugi, Reza memutuskan berhenti dua tahun lalu. Pria 29 tahun itu, mulai bermain judi online pada 2015, karena melihat teman-temannya di bangku kuliah juga banyak yang bermain. “Dulu 2015 itu sudah ada judi online,” ujar dia kepada Tempo pada Sabtu, 21 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, permainan di judi online yang banyak dimainkan adalah ceme atau kartu gaple, togel, dan judi bola. Semua permainan itu pernah dijajalnya. Modalnya pun tidak banyak, paling besar Rp 200 ribu. Bahkan ketika judi slot booming, Reja juga ikut bermain. Dia sempat menang besar yakni Rp 2 juta dengan modal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pegawai swasta asal Cirebon, Jawa Barat, itu juga pernah mengalami kerugian, paling besar yang dia tanggung Rp 500 ribu. Namun, dinamika permainan judi online itu berakhir. Menurut dia, secara logis untuk kemenangan mungkin diberikan sekali dua kali oleh bandarnya. Tapi secara keseluruhan, Reza mencatat kekalahannya lebih banyak.
“Sekarang sudah nggak alhamdulillah. Soalnya gimana pun kita nggak bakal menang. Karena bandar judi online punya setting-annya sendiri,” ucap Reja.
Berbeda dengan Reza, Ade Setiawan (bukan nama sebenarnya) terjerumus bertahun-tahun ke dalam jerat judi online sebelum akhirnya memutuskan berhenti lima bulan lalu. Berawal dari iseng, Ade mulanya menjajal platform perjudian pada 2012. Kala itu, da baru lulus kuliah dan belum bekerja. "Awalnya hanya mengisi waktu luang," kata dia, kemarin.
Dari iseng tersebut, Ade semakin getol main slot dan qiu-qiu—jenis permainan judi online—lantaran sempat meraup untung. Bermodalkan Rp 50 ribu, dia sempat mencapai untung hingga Rp 1 juta. Dari berjudi pula, pria asal Majalengka, Jawa Barat itu sempat mendapat untung hingga Rp 3 juta dalam sekali main.
Namun, kemenangan itu ternyata diikuti kekalahan. Ujung-ujungnya, dari kiprah perjudiannya itu, Ade malah membukukan boncos hingga Rp 5 juta. Kalah bertubi-tubi, dia akhirnya bertobat. "Sekarang pola judinya sudah ketahuan, saya enggak pernah menang-menang lagi."
Peringatan Menkominfo Budi Arie soal judi online
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pemberatansan akan terus menerus dilakukan Kominfo secara tegas dan serius. Dia juga mengatakan tidak segan-segan memberikan teguran bahkan memberikan sanksi berat kepada platform yang masih membandel dan tidak serius dalam menangani konten judi online.
Namun, dia berujar, upaya seserius apapun yang dilakukan Kominfo tentu belum bisa memberantas judi online sampai tuntas. Untuk itu, pihaknya selalu mendukung ketegasan kepolisian dalam menangkap para pelaku, bandar, influenser, atau pihak-pihak lain yang memfasilitasi kegiatan judi online.
“Itu pun belum cukup, peran aktif masyarakat menggunakan anti judi online di lingkungan sekitar sangat diperlukan,” ucap Budi Arie di Kantor Kominfo, Jakarta Pusat, kemarin. “Seperti menjaga keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar untuk memerangi judi online menjadi langkah konkret pemberantasan penyakit masyarakat ini.”
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memutus akses atau memblokir konten yang berkaitan dengan judi online. Pada periode 18 Juli-18 Oktober 2023, Kominfo, sudah mengeksekusi pemutusan akses 425.506 konten perjudian online.
Konten tersebut, kata Budi Arie, berasal dari beberapa sumber, yakni situs atau alamat internet protokol (IP address) sebanyak 237.096 konten. Kemudian dari file sharing sebanyak 17.235 konten. Selain itu dari dari mendia sosial sebanyak 171.175 konten.
Budi Arie juga mengatakan bahwa pihaknys sudah meminta para internet service provider (ISP) dan operator seluler untuk terus meningkatkan upaya pemberantasan judi online. Salah satunya dengan memastikan ketepatan sinkronisasi sistem pada database situ yang mengandung konten perjudian.
“Serta dengan segera menindaklanjuti permintaan pemutusan akses yang kami sampaikan,” tutur Budi Arie.
Pilihan editor: Pakar Siber Beberkan Sebab Sulitnya Memberantas Judi Online