Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri memprediksi investor masih akan menunggu dan melihat situasi alias wait and see meskipun pemilihan umum atau Pemilu 2024 telah usai. Sampai kapan investor bakal wait and see?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sejak Februari (Pemilu 2024) sampai dengan Oktober 2024, saya kira proses investasi bukan terganggu, tapi wait and see," kata Chatib Basri dalam Bank BTPN Economic Outlook 2023 di Jakarta Pusat pada Rabu, 22 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perilaku wait and see investor itu, menurut dia, lebih disebabkan oleh penyesuaian atau adjustment di dalam pemerintahan baru. Chatib menyebut, ini terjadi di setiap pemerintahan baru.
"Jadi akan ada mungkin orang-orang baru atau birokrasi baru," ucap ekonom senior Universitas Indonesia (UI) ini.
Chatib Basri mencontohkan, misal birokrat harus membuat keputusan tapi harus menunggu menteri baru. Contoh lain, kementerian baru belum memiliki budget atau anggaran sehingga harus berkoordinasi dengan DPR RI.
Menurut Chatib Basri, hal-hal tersebut lah yang akan dilihat oleh investor. "Sehingga kita akan punya waktu sekitar 9 bulan wait and see dan itu selalu terjadi."
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu tak menampik bahwa tahun politik 2024 akan menimbulkan ketidakpastian bagi perekonomian Indonesia.
Febrio mengakui, banyak analis yang mengatakan pada masa Pemilu biasanya invetasi akan melambat karena investor wait and see. Tapi di sisi lain, menurut dia, konsumsi biasanya tinggi karena aktivitas politik ini melibatkan jutaan orang.
“Ada banyak kegiatan, itu bahkan disebut pesta demokrasi,” ujar Febrio dalam konferensi pers di Aula Gedung RM Notohamiprodjo, Kemenkeu, Jakarta Pusat, pada Rabu, 31 Mei 2023.
AMELIA RAHIMA SARI | MOH. KHORY ALFARIZI