Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan pendapat sejumlah kalangan, mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, malah menyarankan masyarakat tetap menanamkan investasi selama masa tahun politik pada dua tahun ke depan. "Saat itu, orang lain belum melihat kesempatan itu ada," katanya dalam acara Asian Insights Conference 2017 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.
Chatib membenarkan dua tahun ke depan sudah termasuk tahun politik. Namun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi selama periode tersebut, ia menyarankan masyarakat tetap berinvestasi. "Jadi waktu yang paling baik untuk berinvestasi," tuturnya.
Baca: Sri Mulyani: Bank Dunia Beri Sejumlah Tip untuk Genjot Investasi
Lazimnya, menurut Chatib, masyarakat akan cenderung menarik uang tunai dan menahan pengeluaran jika ada ketidakpastian. Namun perilaku tersebut dinilai malah akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Hal senada disampaikan ekonom DBS Group Research, Gundy Cahyadi, yang mengatakan investasi tetap menguntungkan jika dilakukan pada periode 2018-2019. "Risiko politiknya terhitung kecil," ujarnya.
Gundy mengatakan kondisi ekonomi Indonesia membaik. Posisinya berada di atas rata-rata pertumbuhan Asia. Tahun ini pun rupiah terpantau stabil, inflasi rendah, dan harga minyak dunia relatif rendah.
Selain itu, menurut Gundy, utang pemerintah di bawah 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) masih aman. Angka tersebut dikatakan rendah sekali jika dibandingkan dengan penerima peringkat investment grade.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian mengatakan pemerintah membutuhkan dana dari investor untuk berinvestasi. Dia mengatakan investor tak perlu ragu berinvestasi pada tahun depan.
"Saya meyakinkan kepada masyarakat, kepada investor, untuk jangan ragu. Semua orang di seluruh dunia lagi mencoba untuk berinvestasi ke Asia Tenggara ini. Indonesia salah satu market terbesar," ujarnya, Senin, 20 November 2017.
Menurut Tito, saat ini, Indonesia masuk G-20, dan berbagai survei telah menunjukkan Indonesia berada di 16 besar. Bahkan ada survei yang menyatakan di nomor sembilan. "Di 2035 diperkirakan nomor lima dan pada 2045 ditargetkan menjadi nomor empat dunia," ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini