Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Deforestasi IKN Disorot Satelit NASA, Deputi Otorita: Sudah Sejak Beberapa Dekade Lalu

Otorita IKN menyebut deforestasi yang dipotret satelit National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) sudah terjadi sebelum proyek IKN ada.

5 Maret 2024 | 11.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
PLTS IKN 50 MW berdiri di lahan seluas 80 hektare. Total panel surya yang digunakan dalam PLTS tersebut mencapai 21.600 panel surya. ANTARA/HO-PLN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Myrna Safitri mengatakan penyusutan luas hutan alam di IKN yang sempat dipotret oleh satelit NASA telah terjadi dalam sejak beberapa dekade lalu.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penyebabnya konversi hutan alam menjadi beberapa peruntukan, seperti hutan tanaman monokultur, perkebunan sawit, tambang, transmigrasi, dan lain-lain," kata Myrna melalui pesan tertulis kepada Tempo, Selasa, 5 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Myrna menuturkan, wilayah pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN merupakan eks areal hutan tanaman eukaliptus. "Area tersebut memang secara periodik ditebang karena masuk daur panen, sekitar 6 tahunan."

Myrna juga mengklaim pembangunan di KIPP dilakukan dengan hati-hati. Ia berujar, penebangan dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan. Areal yang ditebang pun dilakukan penanaman. "Areal lain yang belum ditebang, dilakukan pengayaan dengan menanam jenis-jenis tanaman endemik," tutur Myrna. 

Lebih lanjut, Myrna mengatakan reforestasi atau rehabilitasi hutan dilakukan di areal bekas tebang, areal terdegredasi dan kritis lain. Lalu jika mengacu pada konsep pembangunan IKN sebagai forest city, Mirna mengatakan, 65 persen wilayah IKN akan dilindungi dan dilakukan transformasi agar mendekati struktur hutan tropis.

"Area yang akan dibangun hanya pada 25 persen wilayah IKN, 10 persen lainnya untuk pangan," ujar Myrna.

Sebelumnya, satelit NASA memotret kondisi terbaru kawasan hutan Kalimantan pada Februari 2024 dan membandingkannya dengan kondisi pada April 2022 lalu. Hasilnya, kawasan hutan yang hijau tampak menyusut.

NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) merilis potret perubahan kawasan hutan di IKN melalui laman Earth Observatory NASA dengan judul "Nusantara: A New Capital City in the Forest". Dalam rilis itu disebutkan, sejak musim panas 2022, hutan di Kalimantan Timur mengalami perubahan pesat. 

"Jalan telah diukir pada lanskap dan bangunan didirikan di dekat Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur, seiring Indonesia membangun ibu kota baru," demikian disampaikan NASA.

Nasa menjelaskan, potret kawasan IKN pada April 2022 dan Februari 2024 itu ditangkap menggunakan Operational Land Imager-2 atau OLI-2 di Landsat 0 dan OLI di Landsat 8. Pada gambar yang dipotret pada 2024, tanah telah terbuka untuk jaringan jalan yang dibuat di dalam hutan. 

"Hamparan daratan dan perairan pantai yang sedang dikembangkan kaya akan keanekaragaman hayati dan rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan lumba-lumba Irrawaddy," tulis NASA. "Meskipun lokasinya banyak berubah selama setengah tahun terakhir, kota ini masih jauh dari selesai. Konstruksi direncanakan selesai pada 2045."

RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Prabowo Ingin Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu, Faisal Basri: Presiden Makin Gampang Cawe-cawe

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus