Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - VP Corporate Communication PT Pertamina (persero) Fadjar Djoko Santoso memastikan Pertamina saat ini sudah memiliki bahan bakar minyak atau BBM sesuai standar emisi Euro 4. Sementara untuk BBM standar emisi Euro 5, Fadjar menyebut, pihaknya siap memproduksi setelah Kilang Balikpapan beroperasi penuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah berupaya mempercepat penerapan standar emisi Euro 4 dan Euro 5. Saat ini, kata Luhut, pemerintah sedang mengejar proses itu bersama Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai informasi, standar emisi Euro 4 dan Euro 5 merupakan dua dari lima set standar emisi yang telah ditetapkan Uni Eropa dengan tujuan meningkatkan kualitas udara negara-negara anggotanya. Tiap standar emisi dibedakan berdasarkan gas buang kendaraan. Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017, Indonesia kini menggunakan standar emisi Euro 4.
Fadjar memastikan Pertamina sudah memiliki produk setara Euro 4 yaitu Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Sedangkan, untuk BBM sesuai standar emisi Euro 5 baru bisa diproduksi setelah proyek revitalisasi kilang minyak atau Refinery Development Master Plan atau RDMP, rampung. Salah satu RDMP yang akan segera beroperasi adalah RDMP di Balikpapan.
"Kilang Balikpapan saat ini sedang dalam masa transisi dalam rangka integrasi kilang eksisting ke kilang baru," kata Fadjar dalam keterangannya kepada Tempo pada Kamis, 22 Februari 2024.
Ia mengatakan nantinya, jika Kilang Balikpapan sudah bisa beroperasi penuh, maka Pertamina melalui Kilang Balikpapan bisa memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5. "Target bulan April sudah bisa meningkatkan kapasitas, dari semula 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari (penambahan 100 ribu barel per hari)," kata dia.
Adapun Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya menyebut, standar emisi Euro 4 dan Euro 5 memiliki sulfur yang rendah, sehingga dapat lebih ramah lingkungan. Saat ini, kata Luhut, pemerintah sedang mengejar proses itu bersama Pertamina. "Kami sedang pikirkan sekarang bagaimana kita lari kepada bahan bakar ini pada Euro 4 dan Euro 5. Kenapa? Itu sulfurnya supaya rendah," ujar Luhut dalam keterangannya di video yang diunggah melalui akun instagram @luhut.pandjaitan pada Rabu, 21 Februari 2024.
Luhut mengklaim berdasarkan informasi yang dia terima, dengan penerapan standar bahan bakar Euro 4 dan Euro 5, pemerintah dapat mengurangi subsidi energi sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 50 triliun.