Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Antoni Arif Priadi, mengklaim telah membangun pelabuhan baru serta tol laut di Indonesia. Ia menambahkan selain membangun pelabuhan baru dan tol laut, sebanyak 165 pelabuhan sedang dilakukan renovasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pembangunan itu bagian dari capaian yang telah dilakukan Ditjen Perhubungan Laut selama 10 tahun terakhir. Antoni menjelaskan pembangunan itu bertujuan untuk memperluas mobilitas di laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Serangkaian pembangunan infrastruktur transportasi laut telah dilaksanakan untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas, di antaranya 28 pelabuhan baru dan 165 rehabilitasi pelabuhan di berbagai penjuru Nusantara," kata Antoni dalam keterangan tertulis pada Kamis, 26 September 2024.
Antoni berujar tol laut yang merupakan bagian program unggulan dari Kementerian Perhubungan. "Tol Laut telah melayani 39 trayek dan berhasil menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau," jelas Antoni.
Menurutnya, tol laut merupakan program yang menjadi kekuatan utama dalam distribusi logistik nasional. Adanya tol laut dapat menekan perbedaan harga barang di Indonesia secara maksimal.
"Tol Laut menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional. Dengan adanya Tol Laut, disparitas harga barang di wilayah barat dan timur Indonesia dapat ditekan secara signifikan," ujarnya.
Sementara itu, dikutip dari Koran Tempo edisi 25 Februari 2022, Kementerian Perhubungan optimistis target muatan kapal dalam program tol laut akan terus tumbuh. Terlebih, saat ini Kemenhub telah melakukan digitalisasi layanan dalam program kargo bersubsidi itu.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Mugen Suprihatin Sartoto, mengatakan volume barang yang terdistribusi lewat kapal tol laut tumbuh pesat. Tingkat keterisian saat kapal berangkat, kata Mugen, sudah dianggap memuaskan karena sudah melebihi 60 persen.
"Yang perlu digenjot itu muatan balik. Setidaknya kalau ada kenaikan 40 persen dari 2021, sudah bagus," ucap dia kepada Tempo.
Berdasarkan hitungan pada awal bulan Februari 2022, menurut Mugen, realisasi muatan tol laut naik 164 persen atau hampir dua kali lipat secara tahunan. Hitungan itu, kata dia, baru didasari pergerakan di 10 trayek yang dilayani PT Pelni (Persero).
Dia mengatakan, jumlah itu belum mencakup data dari operator pelat merah lainnya maupun operator swasta. "Untuk peningkatan muatan balik, perlu usaha bersama dari lembaga lain dan pemerintah daerah," tutur Mugen. "Porsi kami dalam hal penyediaan sarana."
Pilihan Editor: Terkini Bisnis: Sebab Bandara IKN Dinilai Tak Layak untuk Penerbangan Komersil, Promo Tiket Kereta Api