Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ekonom Sebut Pertumbuhan Industri Indonesia Alami Kemunduran Dibanding Era Soeharto

Kecilnya pertumbuhan industri saat ini yang hanya sekitar 4 persen menjadi sinyal adanya kemunduran industri. Industri manufaktur salah satunya

23 September 2024 | 21.35 WIB

Pekerja menjahit tas di pabrik pembuat perlengkapan outdoor, PT Eksonindo Multi Product Industry di Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 14 Juni 2023. Dengan kemampuan produksi 6.000 tas, pabrik ini menargetkan bisa membuat 3 juta tas per tahun. Industri manufaktur ini dikenal sebagai produsen tas dan garmen dengan merk Eiger, Body Pack, dan Exsport. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Pekerja menjahit tas di pabrik pembuat perlengkapan outdoor, PT Eksonindo Multi Product Industry di Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 14 Juni 2023. Dengan kemampuan produksi 6.000 tas, pabrik ini menargetkan bisa membuat 3 juta tas per tahun. Industri manufaktur ini dikenal sebagai produsen tas dan garmen dengan merk Eiger, Body Pack, dan Exsport. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Univesitas Paramadina Didin S. Damanhuri menyebutkan sektor industri manufaktur di Indonesia mengalami kemunduran yang luar biasa, terutama bila dibandingkan dengan era orde baru. Kemunduran ini menurut Didin dapat dilihat dari perbandingan antara pertumbuhan industri terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Di era reformasi ini industri manufaktur itu mengalami kemunduran luar biasa,” kata Didin dalam acara diskusi bertajuk Prospek Kebijakan Ekonomi Prabowo (Mustahil Tumbuh 8 Persen Tanpa Industrialisasi) pada Ahad, 22 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan, pada era Soeharto, pertumbuhan industri jauh melampaui pertumbuhan ekonomi. Saat itu menurutnya, pertumbuhan industri manufaktur dapat menembus angka sekitar 12 atau 14 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi saat itu hanya menyentuh sekitar 7 atau 8 persen. “Sementara di era reformasi yang rata-rata 5 persen pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industrinya itu hanya di bawah 5 persen, sekitar 4 persen,” ujarnya.

Menurut Didin, kecilnya pertumbuhan industri saat ini yang hanya sekitar 4 persen menjadi sinyal adanya kemunduran industri. Kemunduran ini yang kemudian menyebabkan informalisasi ekonomi. Hal ini terjadi karena orang-orang yang tidak dapat masuk ke sektor formal dalam hal ini industri manufaktur, akhirnya terpaksa untuk bekerja pada sektor informal. “60-70 persen dari angkatan kerja kita (bekerja) sektor informal,” ujar Didin.

Informalisasi ekonomi ini menurutnya menjadi bukti penyerapan tenaga kerja yang buruk. Ia kembali membandingkan penyerapan tenaga kerja pada orde baru yang jauh lebih tinggi dibanding era reformasi. Oleh karena itu, Didin menyebut penting adanya kebijakan industrial atau industrial policy yang baik. Dalam hal ini perencanaan industrialisasi yang dipakai secara konsisten dengan kebijakan-kebijakan yang ada.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus