Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Eksekutif BNI Pimpin Bank BJB

RUPS BJB sengaja masih mempertahankan sejumlah direksi lama. Eksekutif BNI Yuddy Renaldi satu-satunya pelamar posisi Dirut BJB.

1 Mei 2019 | 06.34 WIB

bank bjb Raih Tiga Penghargaan SLE 2019
Perbesar
bank bjb Raih Tiga Penghargaan SLE 2019

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank BJB menyepakati posisi Direktur Utama diserahkan kepada Yuddy Renaldi, Senior Executive Vice President (SEVP) Penyelamatan Dan Penyelesaian Kredit Bank BNI.

“Kami meyakini dengan pengalamannya sebagai eksekutif di Bank Buku 4 akan membawa Bank BJB sebagai bank daerah yang performanya setara dengan bank-bank nasional,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selepas RUPS Bank BJB di Trans Luxury Hotel, Bandung, pada Selasa, 30 April 2019.

BacaDicopot Ridwan Kamil sebagai Dirut BJB, Ini Pesan Ahmad Irfan

Ridwan Kamil menerangkan pemegang saham menginginkan agar Bank BJB naik kelas dari Bank Buku 3 menjadi Bank Buku 4. Bank BJB saat ini memiliki modal inti Rp 12 triliun. Yuddy dinilainya sebagai satu-satunya pelamar dalam seleksi terbuka calon direksi dengan latar belakang berasal dari bank yang masuk kategori Buku 4, yakni bank dengan modal inti lebih dari Rp 30 triliun.

“Pak Yuddy satu-satunya, punya pengalaman kompleksitas Bank Buku 4, merupakan satu-satunya yang berkarir di Bank Buku 4."

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan optimis kinerja Bnak BJB akan lebih baik lagi dengan tim manajemen baru. “BJB dengan kondisi saat ini sudah cukup bai, akan kita tingkatkan lebih baik lagi dengan soliditas tim manajemen yang ada pada saat ini. Mudah-mudahan semua stakeholder akan support kami, terutama dalam menjaga amanah ini agar bisa berjalan dengan sebaik-baiknya,” kata dia. Selasa, 30 April 2019.

LihatKeputusan Ridwan Kamil Mencopot Dirut Bank BJB Dipertanyakan

RUPS Bank BJB menyepakati 7 posisi direksi, termasuk direktur utama. Empat nama, termasuk Yuddy, merupakan nama baru. Sisanya masih jajaran direksi lamam, yakni Direktur Konsumer dan Ritel Suartini, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Nia Kania, termasuk Agus Mulyana, pelaksana tugas Direktur Utama,  yang kembali menduduki posisi lamanya sebagai Direktur Kepatuan Dan Manajemen Risiko.

Posisi selebihnya di BJB masih didominasi orang dalam Bank BJB. Posisi Direktur Operasional yang sebelumnya dipegang oleh Fermiyanti, diserahkan pada Tedi Setiawan, SEPV Kredit Risk Bank BJB. Serta Direktur Komersial Dan UMKM diserahkan pada Beny Riswandi, SEVP Komersial dan UMKM Bank BJB. “Jadi proporsional. Mengindikasikan karir pegawai Bank BJB sangat baik,” ucap Ridwan Kamil.

Satu-satunya posisi direksi baru, dipegang orang luar. RUPS Bank BJB menunjuk Direktur PT Bank J Trust Indonesia, Rio Lanasier menduduki posisi Direktur IT, Treasrury dan Internationl Banking. “Karena ini zaman sudah 4.0 maka ditambahi direksi baru,” kata Ridwan Kamil. 

Dia menerangkan bahwa RUPS BJB sengaja masih mempertahankan sejumlah direksi lama. “Kan sema direkomendasikan OJK. Tidak setiap RUPS harus diganti total kan kalau dia dalam kacamata pemegang saham dan OJK baik, saya kira gak ada cerita harus diganti,” kata dia.

RUPS BJB juga menyepakati komposisi Komisaris Bank BJB. Tiga nama baru yakni Direktur PT Medco Inti Dinamika Farid Rahman sebagai Komisaris Utama Independen, lalu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Barat Eddy Iskandar Muda Nasution sebagai Komisaris, serta dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Fahlino F. Sjuib, sebagai Komisaris Independen.

Dua posisi Komisaris lama BJB masih dipertahankan, yakni Komisaris Muhadi dan Komisaris Independen Yayat Sutaryat.

Ridwan Kamil mengatakan, seluruh nama direksi dan komisaris baru menunggu pengesahan definitif setelah melewati proses fit and proper test OJK. “Jadi definitif setelah fit and proper test tiga minggu atau sebulan dari sekarang,” kata dia.

Menurut dia, pemegang saham Bank BJB menargetkan maanjemen memaksimalkan fungsi bank untuk mendorong sektor UKM dan sebagai bank pembangunan. “Tekanannya pada tantangan, (Bank BJB) terlalu nyaman dalam consumer banking, tetapi belum maksimal di UKM dan bank pembangunan daerah,” kata dia.

SimakEks Dirut BJB Meneteskan Air Mata Saat Dicopot Ridwan Kamil 

Adapun Bupati Bandung, Dadang Naser, selaku pemerintah daerah pemegang saham terbesar kedua setelah pemerintah Jawa Barat, mengklaim pemegang saham solid dalam memutuskan komposisi direksi dan komisaris Bank BJB. “Memang hasil kajian dan masukan OJK, ini dalam rangka agar Bank BJB menuju Buku 4, bank yang lebih lari lagi, dibutuhkan nakhoda yang punya pengalaman,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 30 April 2019.

Dadang mengatakan, daerahnya berharap komposisi direksi baru tersebut akan memperkuat kinerja Bank BJB. Termasuk mengembalikan bank tersebut menjadi bank pembangunan kembali. “Diantaranya untuk percepatan pembangunan daerah,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus