Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Emiten Sektor Energi dan Tambang Batu Bara Sebar Dividen Rp 75,60 Triliun Sepanjang 2024

Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengungkapkan emiten energi dan batu bara menjadi sektor dengan distribusi dividen terbesar sepanjang 2024.

31 Desember 2024 | 07.00 WIB

Tamu undangan mengikuti acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2024  Jakarta, 30 Desember 2024.  TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Tamu undangan mengikuti acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2024 Jakarta, 30 Desember 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat mengungkapkan emiten energi dan produksi batu bara menjadi sektor saham dengan distribusi dividen terbesar sepanjang 2024. Sektor energi dan produksi batu bara tercatat menyebar dividen hingga Rp 75,60 triliun tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Paling banyak itu sektor energi dan tambang batu bara, kemudian disusul finansial dan perbankan,” kata Samsul dalam konferensi pers penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2024 di kawasan SCBD, Senin, 30 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KSEI mencatat dividen sektor energi dan dan tambang batu bara naik dari 2023 di angka Rp 60,53 triliun. Saham sektor finansial dan perbankan yang menduduki peringkat kedua tercatat menyebar dividen sebeasr Rp 60,53 triliun sepanjang 2024, naik dari posisi 2023 di angka Rp 50,57 triliun.

Selanjutnya, saham sektor industri menyusul di posisi ketiga dengan dividen Rp 9,41 triliun, turun dari dividen pada 2023 sebesar Rp 11,79 triliun. Posisi keempat dan kelima secara berurutan diisi oleh infrastruktur dan layanan telekomunikasi terintegrasi Rp 7,36 triliun dan infrastruktur layanan telekomunikasi nirkabel Rp 4,27 triliun.

Pada sesi pemaparannya, Samsul mengatakan untuk efek bersifat utang yang paling banyak memberikan bunga adalah sektor finansial consumer financing dengan bunga Rp 34,69 triliun. Disusul sektor finansial perbankan yang menyebar bunga Rp 30,97 triliun dan finansial pembiayaan bisnis sebesar Rp 25,34 triliun.

Samul mengaku opstimistis dengan kebijakan dari BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditambah meluasnya penggunaan teknologi informasi, masyarakat bisa ebih udah berinvestasi di pasar modal. “Sehingga harapannya masyarakat bisa memperoleh manfaat dari keberadaan pasar modal,” ujarnya.

Sebagai informasi, hingga 19 Desember 2024, jumlah perusahaan tercatat di BEI telah bertambah menjadi 942. Sepanjang 2024, sudah ada 41 perusahaan tercatat di BEI dan masih ada 25 perusahaan yang mengantre di pipeline saham.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan masih ada dua perusahaan mercusuar atau lighthouse company yang akan melakukan pencatatan perdana saham (IPO) hingga akhir 2024 ini. Keduanya, kata Nyoman, sudah mengantre di pipeline IPO BEI.

“Ada dua lagi di pipeline, basic industry sama energi. Ya, yang lighthouse, tapi nanti menunggu sampai periode akhir ini,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis, 5 Desember 2024.

Untuk diketahui, perusahaan mercusuar (lighthouse company) merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp 3 triliun dan memenuhi aturan free float sebesar 20 persen.

Hammam Izzuddin

Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Menjadi jurnalis media lokal di Yogyakarta pada 2022 sebelum bergabung dengan Tempo pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus