Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Imbas temuan virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang menyerang babi di peternakan PT Indo Tirta Suaka (ITS) Pulau Bulan, Batam, Pemerintah Singapura sementera menghentikan impor babi hidup dari Indonesia pada April 2023 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan virus itu terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Penyakit babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Imbas dari temuan virus itu, Singapura kini tidak lagi melakukan impor babi hidup dari peternakan yang terdapat di Pulau Bulan tersebut. Untuk sementara waktu, untuk memenuhi kebutuhan daging babi, Singapura hanya mengimpor karkas atau daging potong babi dari Indonesia. Berikut fakta dan hasil investigasi terkait virus yang menyerang babi di peternakan PT ITS.
Hasil Laboratorium
Menukil kanal karantina.pertanian.go.id, sejak temuan adanya virus tersebut, PT ITS kerap melakukan uji laboratorium secara berkala di Laboratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin yang juga menjadi Otoritas Veteriner Indonesia menyatakan sudah melakukan investigasi pada 24-29 April. Dari hasil uji laboratorium itu terbukti ditemukannya virus flu Afrika pada daging babi. “Berdampak pada penutupan impor babi hidup dari Pulau Bulan ke Singapura,” ujarnya.
Kasus Pertama di Singapura
Imbas dari temuan dari tempat pemotongan hewan di Jurong, menurut Singapore Food Agency (SFA) untuk pertama kali virus flu Afrika terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Pemerintah Singapura dalam hal ini SFA menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan African Swine Fever (ASF) pada 19 April 2023.
Selanjutnya: Upaya Pemerintah Indonesia ...
Upaya Pemerintah Indonesia
Menurut Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan (Badan Karantina Pertanian), Wisnu Wasisa Putra pemerintah telah melakukan koordinasi aktif dengan pihak pemerintah Singapura—Singapore Food Agency and NS Park. Koordinasi ini sudah dilakukan sejak 28 April 2023 di PT ITS.
Hasil dari koordinasi kedua belah pihak menyebutkan, gejala klinis yang menyebabkan kematian babi di Pulau Bulan mengarah ke Classical Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera. “hasil pengujian lanjutan baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif CSF, sehingga perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus,” jelas Wisnu.
Kementerian Pertanian juga memberikan pendampingan pelaksanaan disposal, disinfeksi, dan pelaksanaan biosekuriti. Hal itu dilakukan pasca-penutupan pintu ekspor ternak babi asal Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau ke Singapura.
Kompartemen Bebas ASF PT ITS Dibekukan
Sebelumnya, PT ITS telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas virus flu Afrika. Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.
Namun melihat temuan yang ditemukan, Badan Karantina Kementerian Pertanian pun akhirnya melakukan evakuasi di peternakan tersebut. "Pemerintah (Indonesia) melakukan pendampingan ketat kepada pemilik peternakan hewan babi di Pulau Bulan, PT ITS, setelah dicabut penetapannya sebagai kompartemen bebas ASF di Indonesia," ucap Kepala Badan Karantina Kementan Bambang dalam keterangannya Ahad, 7 Mei 2023.
Selanjutnya: Pulau Bulan Menyumbang 15 Persen Kebutuhan ...
Pulau Bulan Menyumbang 15 Persen Kebutuhan Daging Babi di Singapura
“Dengan pembekuan ini, kami akan menindaklanjuti dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan agar dapat ditinjau pemberlakuan kompartemen bebas ASF dengan sistem sub kompartemen,” ujar Bambang
Menurutnya upaya ini menjadi langkah yang strategis mengingat Pulau Bulan merupakan peternakan babi terbesar di Indonesia dan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
Singapura Siap Buka Kembali Impor Babi dari Batam
Melihat potensi tersebut, pemerintah Singapura yang melakukan pertemuan dengan Kementan pada 28 April 2023. Pihak Singapura menyatakan siap membuka kembali impor babi dari Indonesia, namun dalam bentuk karkas.
“Pada prinsipnya mereka menyatakan siap membuka kembali impor babi dalam bentuk karkas dari Pulau Bulan, Indonesia”, kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah dalam keterangannya, Ahad, 7 Mei 2023.
Lebih lanjut, selain karkas, kemungkinan ekspor babi hidup ke Singapura juga masih ada. Namun dengan kondisi khusus setelah lolos pemeriksaan kesehatan hewan.
RIANI SANUSI PANE | ANTARA
Baca juga: Ganjar, Prabowo, atau Anies? Ini Kriteria Calon Presiden Pilihan Aktivis dan Buruh Perempuan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.