Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Frisian Flag Gandeng Peternak Sapi Lokal Penuhi Kebutuhan Susu

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mengklaim produksi susu lokal baru bisa memenuhi 19 persen dari kebutuhan konsumsi susu nasional.

19 Oktober 2019 | 16.53 WIB

Ilustrasi - Alat pemerah susu sapi moderen. Co-ETD alat pemerah susu sapi moderen ciptaan 3 mahasiswa dari Universitas Diponogoro. dok. KOMUNIKA ONLINE
Perbesar
Ilustrasi - Alat pemerah susu sapi moderen. Co-ETD alat pemerah susu sapi moderen ciptaan 3 mahasiswa dari Universitas Diponogoro. dok. KOMUNIKA ONLINE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Tulungagung – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) membangun kemitraan dengan peternak sapi perah lokal untuk membeli susu mereka. Produksi susu lokal diklaim baru bisa memenuhi 19 persen dari kebutuhan konsumsi susu nasional.

Fresh Milk Relationship Manager Frisian Flag Indonesia Efi Lutfillah mengatakan konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini sebesar 16,5 kilogram per orang per tahun. Sementara produksi lokal baru mencapai 864,6 ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 4,5 juta ton.

“Artinya kebutuhan susu untuk konsumsi nasional masih cukup tinggi. Ini pasar yang jelas bagi peternak sapi perah kita untuk bermain di sana,” kata Efi dalam bincang-bincang Bewara bersama para peternak sapi perah di Tulungagung, Jumat malam, 18 Oktober 2019.

Tingginya kebutuhan susu nasional ini, menurut Efi Lutfillah, tak akan bisa dipenuhi perusahaan susu seperti Frisian Flag tanpa dukungan dari peternak sapi perah Indonesia. Hal ini pula yang mendorong FFI membangun kemitraan dengan koperasi peternak sapi di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur.

Tak hanya menerima produksi susu peternak, FFI memberikan pendampingan mulai hulu hingga hilir untuk menggenjot produktivitas peternak. Melalui program edukasi Bewara, FFI mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peternak agar mampu bekerjasama dalam kelompok.

Di Kabupaten Tulungagung, FFI sukses menggandeng kemitraan dengan Koperasi Bangun Lestari. Koperasi ini memiliki keanggotaan yang cukup luas meliputi Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan Ponorogo, dengan kapasitas produksi 50.000 liter per hari. Sedikitnya terdapat 1.000 peternak dengan 5.000 ekor sapi yang dikelola anggota koperasi ini. “Kami sangat diuntungkan dengan kerjasama ini,” kata Nurdin Afandi, Sekretaris Koperasi Bangun Lestari kepada Tempo.

Selain pendampingan manajemen kandang, para peternak juga mendapat kepastian harga dari FFI. Negosiasi soal harga dengan FFI juga lebih egaliter dibanding perusahaan susu lain. FFI juga telah mengirimkan salah satu peternak Tulungagung ke Belanda untuk melihat langsung peteranakan sapi di sana.

Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Epi Taufik mengatakan pengetahuan dan pemahaman para peternak sapi perah lokal masih harus diperbarui. Banyak sekali kesalahan dalam manajemen kandang, pemberian pakan, hingga teknik memerah yang merugikan peternak. “Selain kualitas susunya buruk, produktivitas sapi juga turun,” kata Epi.

Dia berharap program kemitraan yang dibangun FFI dengan Koperasi Bangun Lestari ini bisa memacu produksi susu lokal, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

HARI TRI WASONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus