Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah gabut sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama oleh anak muda dan para warganet di dunia maya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Slang atau bahasa gaul tersebut umumnya muncul dalam komunikasi informal atau suasana santai, baik ditujukan kepada teman, anggota keluarga, maupun pengguna media sosial lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kata gabut yang merupakan akronim dari gaji buta, semakin populer digunakan oleh banyak orang, karena singkat dan mudah diingat. Ini penjelasannya.
Arti Gabut
Menurut Ridzaty Almira Kartini melalui balaibahasakalteng.kemdikbud.go.id, istilah gabut sering digunakan kaum milenial, tetapi belum masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI.
Gabut adalah kondisi ketika seseorang bingung akan melakukan suatu hal atau tidak sedang beraktivitas apa pun.
Kemudian, berdasarkan Jurnal Tuah: Pendidikan dan Pengajaran Bahasa (2020), gabut adalah bentuk interjeksi atau kata seru yang sering dipakai untuk mengungkapkan perasaan bosan.
Bosan yang ditimbul biasanya diakibatkan oleh ketiadaan kegiatan yang dapat dilakukan oleh seseorang.
Sementara itu, melansir Jurnal Literasi (2021), gabut merupakan sebutan bagi orang yang mempunyai penghasilan, tetapi tidak melakukan kegiatan.
Tak hanya itu, gabut juga diartikan sebagai perasaan tidak jelas yang muncul karena tidak sedang berbuat apa pun.
Asal-Usul Kata Gabut
Asal-usul kata gabut tidak diketahui secara pasti. Namun, mengacu pada Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (2021), ragam kosakata dalam bahasa gaul muncul pada akhir 1980 dan digunakan sebagai sarana komunikasi di antara generasi milenial yang kala itu masih remaja.
Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan Elvi Susanti dalam kurun waktu Februari hingga September 2016 melalui Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2016), kata gabut menjadi salah satu dari 280 kosakata yang ditemukan di media sosial.
Dampak Gabut
Adapun beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari perilaku gabut atau tidak melakukan aktivitas apa pun secara terus-menerus, antara lain:
- Rasa bosan dan kesepian, yang dapat memicu perasaan-perasaan negatif, seperti depresi dan kecemasan.
- Meningkatkan stres, karena seseorang mungkin mulai khawatir akan masa depan atau merasa tidak produktif.
- Mengurangi motivasi untuk melakukan aktivitas, bahkan sesuatu yang sebelumnya diminati.
- Cenderung terdorong untuk melakukan hal-hal yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tidak bergizi.
- Gaya hidup kurang aktif dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
- Dapat mengganggu pola tidur, sehingga berisiko menyebabkan kelelahan kronis, gangguan pencernaan, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
- Posisi tubuh yang tidak tepat saat gabut, seperti terlalu lama duduk atau berbaring dapat mengakibatkan masalah pada otot dan tulang, seperti nyeri punggung, bahu, dan leher.
Cara Mengatasi Gabut
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani gabut:
- Catat kegiatan yang akan dilakukan setiap hari agar kehidupan lebih terarah, terstruktur, dan sistematis.
- Alokasikan waktu dengan tepat sesuai aktivitas yang dilakukan.
- Apabila memiliki waktu luang di sela-sela kegiatan, maka manfaatkan untuk hal-hal yang positif, seperti membaca buku.
- Jika tubuh terasa lelah, maka sebaiknya beristirahat.
- Pastikan asupan nutrisi terpenuhi agar tubuh tetap bugar.
- Lakukan olahraga rutin agar tubuh tetap fit.
- Tak ada salahnya untuk berinisiatif melakukan sesuatu, terutama dalam lingkup kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang.
Pilihan Editor: Cut Off Artinya Apa? Ini Penjelasan dan Contoh Kalimatnya