Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Gubernur Khofifah: Bendungan Tukul Bisa Menjadi Tempat Wisata dan Konservasi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Bendungan Tukul Pacitan mampu menjadi sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat.

15 Februari 2021 | 06.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Jokowi meninjau Bendungan Tukul, di Pacitan, Jawa Timur, Ahad, 14 Februari 2021. Bendungan ini menambah daftar panjang sejumlah bendungan yang telah dibangun semasa pemerintahan Jokowi. BPMI Setpres/Muchlis Jr

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan mampu menjadi sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus memberi manfaat pertanian setempat.

“Bendungan itu memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat Pacitan,” ujar Khofifah dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Minggu malam, 14 Februari 2021.

Bendungan Tukul yang merupakan salah satu proyek strategis nasional beroperasi setelah diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Gubernur Khofifah menjelaskan, terdapat 600 hektare saluran irigasi bisa teraliri air setiap saat, khususnya di wilayah Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Pacitan.

Selain itu, Bendungan Tukul mampu menyuplai air baku sebesar 300 liter per detik sehingga bisa menjadi salah satu potensi energi.

“Bendungan Tukul juga bisa menjadi tempat wisata dan lahan konservasi. Sehingga turut meningkatkan ekonomi masyarakat,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jawa Timur tersebut.

Pembangunan Bendungan Tukul dimulai sejak 2015 sampai 2020, dan menelan biaya APBN murni sebesar Rp 934,8 miliar.

“Bendungan Tukul menjadi salah satu dari enam bendungan di Jatim yang menjadi proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah,” kata mantan Menteri Sosial tersebut.

Keberadaan Bendungan Tukul, kata Khofifah, akan mendukung upaya Jawa Timur untuk terus menjadi provinsi yang konsisten berkontribusi tinggi di bidang pertanian secara nasional.

Berdasarkan catatan di Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim, mengacu data BPS pada 2020, produksi padi di Jawa Timur tertinggi di Indonesia, yakni dengan kontribusi terhadap nasional sebesar 18,17 persen.

Kemudian, produksi gabah kering giling Jatim sebesar 10,02 juta ton atau setara dengan 5,65 juta ton beras.

Lalu, produksi jagung Jatim tertinggi di tingkat nasional sebanyak 6,6 juta ton, dengan kontribusi terhadap nasional mencapai 21,8 persen.

”Hal yang tidak kalah membanggakan adalah di saat nilai tukar petani (NTP) di daerah lain mengalami kontraksi, di Jatim tidak terjadi. NTP Jatim masih tumbuh sebesar 0,26 persen,” tutur Khofifah. Bendungan Tukul diharapkan Khofifah mendukung upaya Jawa Timur berkontribusi untuk pertanian nasional.

ANTARA

Baca juga: Resmikan Bendungan Tukul, Jokowi Berharap Produksi Pertanian Meningkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus