Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Beras Hampir Rp 700 Ribu per Karung, Pedagang Warteg: Pada Menjerit Semua

Pedagang Warteg mengeluhkan harga beras yang semakin melonjak. Bagaimana strategi pedagang warteg untuk bertahan?

15 Februari 2024 | 15.57 WIB

Warga bersiap makan di Warteg Subsidi Bahari kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Sabtu, 28 Marer 2020. Program Operasi Makan Gratis bersama sejumlah Warung Tegal (Warteg) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diharapkan bisa membantu persoalan pendapatan para pemilik warteg dan pekerja harian yang terdampak wabah Virus Corona (COVID-19).  ANTARA
Perbesar
Warga bersiap makan di Warteg Subsidi Bahari kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Sabtu, 28 Marer 2020. Program Operasi Makan Gratis bersama sejumlah Warung Tegal (Warteg) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diharapkan bisa membantu persoalan pendapatan para pemilik warteg dan pekerja harian yang terdampak wabah Virus Corona (COVID-19). ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang warung Tegal alias Warteg mengeluhkan harga beras yang semakin melonjak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hal ini salah satunya disampaikan oleh Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni. Ia menyebutkan harga beras belakangan melonjak, bahkan hampir Rp 700 ribu per karung 50 kilogram untuk beras medium B.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Tahun lalu dari Rp 450 ribu sekarang jadi Rp 700 ribu, hampir 100 persen kenaikannya," kata Mukroni saat dihubungi Tempo pada Kamis, 15 Februari 2024.

Dia menceritakan, para pedagang Warteg kesusahan dengan adanya kenaikan harga beras ini. Para pedagang warung tersebut mengeluhkan kenaikan harga beras di grup mereka. 

"Hampir 50 persen di grup pada menjerit semua dengan naiknya beras," ucap Mukroni. 

Dia menuturkan, kenaikan ini menjadi perhatian para pedagang Warteg. Jika harga makanan di warung dinaikkan, para pedagang itu takut pembelinya akan kabur. 

Tapi jika tidak dinaikkan, mereka akan rugi. "Artinya kan simalakama," ujar dia.

Mukroni menjelaskan, oleh sebab itu para pedagang Warteg lebih memilih menaikkan harga lauk pauk. Selain itu, ada juga yang mengurangi porsi nasi.

"Jadi kami harap pemerintah men-support, membanjiri pasar-pasar supaya harga stabil. Paling enggak stabil lah, jangan naik," tutur Mukroni.

Kenaikan harga juga terlihat pada agen beras yang menjual produknya di marketplace atau lokapasar. Misalnya, Toko Beras Prima Sari di Jakarta Barat yang menawarkan produknya di Shopee. Toko ini menjual beras merek Rojolele seharga Rp 825 ribu untuk kemasan 50 kilogram.

Di lokapasar yang sama, Toko Beras Yayang di Jakarta Selatan menjual beras merek Bunga Ramos seharga Rp 820 ribu untuk kemasan 50 kilogram. Sedangkan Toko Beras Suci di Jakarta Pusat menjual beras merek Pandan Wangi seharga Rp 850 ribu untuk kemasan 50 kilogram.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus