Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang warung Tegal alias Warteg mengeluhkan harga beras yang semakin melonjak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini salah satunya disampaikan oleh Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni. Ia menyebutkan harga beras belakangan melonjak, bahkan hampir Rp 700 ribu per karung 50 kilogram untuk beras medium B.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahun lalu dari Rp 450 ribu sekarang jadi Rp 700 ribu, hampir 100 persen kenaikannya," kata Mukroni saat dihubungi Tempo pada Kamis, 15 Februari 2024.
Dia menceritakan, para pedagang Warteg kesusahan dengan adanya kenaikan harga beras ini. Para pedagang warung tersebut mengeluhkan kenaikan harga beras di grup mereka.
"Hampir 50 persen di grup pada menjerit semua dengan naiknya beras," ucap Mukroni.
Dia menuturkan, kenaikan ini menjadi perhatian para pedagang Warteg. Jika harga makanan di warung dinaikkan, para pedagang itu takut pembelinya akan kabur.
Tapi jika tidak dinaikkan, mereka akan rugi. "Artinya kan simalakama," ujar dia.
Mukroni menjelaskan, oleh sebab itu para pedagang Warteg lebih memilih menaikkan harga lauk pauk. Selain itu, ada juga yang mengurangi porsi nasi.
"Jadi kami harap pemerintah men-support, membanjiri pasar-pasar supaya harga stabil. Paling enggak stabil lah, jangan naik," tutur Mukroni.
Kenaikan harga juga terlihat pada agen beras yang menjual produknya di marketplace atau lokapasar. Misalnya, Toko Beras Prima Sari di Jakarta Barat yang menawarkan produknya di Shopee. Toko ini menjual beras merek Rojolele seharga Rp 825 ribu untuk kemasan 50 kilogram.
Di lokapasar yang sama, Toko Beras Yayang di Jakarta Selatan menjual beras merek Bunga Ramos seharga Rp 820 ribu untuk kemasan 50 kilogram. Sedangkan Toko Beras Suci di Jakarta Pusat menjual beras merek Pandan Wangi seharga Rp 850 ribu untuk kemasan 50 kilogram.