Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memprediksi harga Bitcoin (BTC) dalam jangka waktu dua hingga tiga bulan pertama 2024 berkisar antara US$ 48.000 atau setara Rp 474 juta (asumsi kurs Rp 15.573 per dolar AS) hingga US$ 50.000 (setara Rp 778 juta).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fyqieh mengatakan saat ini harga Bitcoin menunjukkan pergerakan yang stabil selama akhir pekan. Per hari ini, Minggu, 10 Desember 2023 pukul 08.00 WIB, Bitcoin diperdagangkan dengan harga US$ 43.985 atau setara Rp 684 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saat ini, BTC masih memiliki potensi untuk menguat dan mencapai level resistance di US$ 44.500, tetapi hal ini akan bergantung pada kemampuannya untuk mempertahankan pergerakan di atas US$ 43.000,” ujar Fyqieh ketika dihubungi oleh Tempo, Minggu, 10 Desember 2023.
Menurut Fyqieh, ada kemungkinan harga Bitcoin akan tetap stabil sampai menjelang perilisan data inflasi AS terbaru pada November dan pertemuan FOMC untuk penentuan kebijakan suku bunga AS pada tanggal 12–13 Desember 2023. “Pelaku pasar akan bersikap wait and see untuk melihat arah kebijakan The Fed ke depan,” tuturnya.
Jika Bitcoin berhasil menembus level US$ 44.500, Fyqieh menyebut target selanjutnya dapat berada di kisaran harga US$ 45.500, yang akan menjadi pertanda positif bagi para investor. “Target harga Bitcoin di level US$ 45.000 masih realistis untuk saat ini,” kata dia.
Namun, kata Fyqieh, apabila harga Bitcoin mengalami penurunan di bawah US$ 43.000, ada kemungkinan potensi penurunan lebih lanjut menuju level support terdekat di US$ 42.000. Dia menyebut pasar Bitcoin selalu berfluktuasi, dan para trader serta investor harus selalu waspada terhadap perubahan yang mungkin terjadi.
“Dalam situasi ini, penting untuk memantau pergerakan harga dengan cermat dan memahami level-level support US$ 42.000 dan resistance US$ 44.500,” kata dia.
Lebih lanjut, Fyqieh mengatakan tidak ada waktu yang terlalu terlambat untuk mengakumulasi atau membeli Bitcoin. “Namun, penting untuk melakukan riset yang matang dan pertimbangan yang cermat sebelum membuat keputusan investasi,” tuturnya.
Dia mengatakan kenaikan harga Bitcoin di atas level US$ 41.000 adalah perkembangan yang penting. Berdasarkan prediksi dari berbagai sumber, Fyqieh menilai harga ini tampaknya tidak akan turun di bawah US$ 35.000 dalam waktu dekat.
Bitcoin tercatat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 10 November 2021 di level US$ 69.044,77. Artinya, harga aset kripto itu saat ini sudah jeblok 36,5 persen bila dibandingkan pada dua tahun lalu, di masa kejayaannya saat itu.
Saat ini Bitcoin masih mendominasi dari seluruh aset kripto yang diperdagangkan dengan menguasai 50,1 persen pasar. Adapun nilai kapitalisasi pasar Bitcoin di seluruh dunia saat ini sebesar US$ 860,53 miliar.