Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diproyeksi akan tembus ke level 8.100 pada 2024. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan BEI memandang pergerakan IHSG akan bekerja sesuai dengan mekanisme pasar. Sehingga, kata dia, BEI tidak menaruh ekspektasi terhadap pergerakan IHSG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Buat Bursa, kami tidak punya ekspektasi terhadap pergerakan IHSG. Karena bagi kami, IHSG itu adalah bagaimana mekanisme pasar itu bekerja,” ujar Jeffrey dalam kelas wartawan di kantornya, Kamis, 25 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jeffrey menjelaskan, saham-saham yang menjadi konstituen di dalam IHSG akan menemukan titik kesimbangannya dari proses permintaan dan penawaran yang terjadi. Menurutnya, proyeksi para analis di level tertentu seharusnya menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Dan kalau pada perjalanan menuju angka tersebut ada naik turunnya IHSG, saya kira itu adalah dinamika pasar,” tuturnya.
Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis minat investasi masyarakat di pasar modal akan membaik pada semester II tahun ini. Hal ini ditopang dengan saham-saham unggulan alias blue chips.
Head of Research Mirae Asset, Robertus Hardy, mengatakan ada potensi penurunan suku bunga bank sentral di tingkat global, termasuk BI rate. Namun, inflasi diperkirakan terkendali dan sudah ada kejelasan hasil Pemilu.
"Kami masih memprediksi nilai wajar IHSG akan berada pada level 8.100," ujar Robert dalam keterangan resmi, Rabu, 24 Januari 2024.
Adapun faktor lainnya adalah investor domestik yang diprediksi masih akan menjadi penopang IHSG. Selain itu, kata dia, total kapitalisasi saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang masih kecil.
DEFARA DHANYA | AMELIA RAHIMA