Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada penutupan perdagangan tiga hari menjelang Lebaran. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia IHSG ditutup di level 6.510,6 atau naik 0,59 persen pada hari Jumat, 28 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indeks bahkan sempat naik 3,80 persen di hari sebelumnya dari 6.235 ke level 6.472. Ekonom sekaligus analis pasar modal, Ferry Latuhihin menilai naiknya IHSG beberapa waktu belakangan disebabkan oleh aksi bagi-bagi dividen besar oleh perbankan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tapi, pertanyaannya, kan (menguat) karena pertama adalah dividend play, pembagian dividen besar. Setelah dividen itu dibagikan, masih bisa bertahan apa tidak?” ucapnya dikutip Sabtu, 29 Maret 2025.
Seperti diketahui sejumlah bank telah mengumumkan pembagian dividen. Misal BRI atau BBRI yang mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 51,73 triliun atau sebesar Rp 343,4 per lembar saham. Selain itu Bank Mandiri (BMRI) akan membagikan dividen tunai Rp 43,51 triliun atau sebesar Rp 466 per lembar saham.
Selain itu ia menduga aksi buyback saham juga menjadi penyabab IHSG menguat. Padahal, kata Ferry, beberapa sentimen dan global domestik yang terjadi beberapa waktu belakangan telah membuat IHSG anjlok.
Perdagangan saham pada sesi I di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 18 Maret 2025 sempat mengalami penghentian sementara atau trading halt. Posisi IHSG kala itu sempat anjlok hingga 5,02 persen. Indeks saham terus berada di zona merah dan anjlok 1,55 persen pada perdagangan Senin, 24 Maret 2024 seiring pengumuman pengurus Danantara.
Ferry menilai dari sisi domestik, Danantara menjadi salah satu sentimen penyebab IHSG ambruk. Bekas anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu menghawatirkan dampak ditariknya bank-bank BUMN masuk ke Danantara. Jika hal ini dibiarkan dan pengelolaannya salah, menurut dia, makan aliran modal asing akan banyak ke luar.
Selain itu Ferry juga menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subiantao tentang ambruknya IHSG. Kepala negara sempat menganalogikan saham dengan judi. Ditambah kondisi fiskal yang saat ini menghawatirkan. Seluruh sentimen tersebut kata dia, bisa menyebabkan penurunan pasar saham.
Menurut dia meski IHSG menghijau saat ini, namun kemungkinan untuk kembali anjlok masih besar dengan adanya beragam sentimen tersebut. “Overall sentiment, kalau melihat based on fundamental economy, saya masih bisa bilang kemungkinan untuk crash lagi masih besar,” ucapnya.