Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Menguat Imbas Kebijakan Trump dan Stimulus Batu Bara, Berikut Proyeksi Perdagangan Pekan Ini

IHSG kembali menguat sepekan belakangan. Analis IPOT menilai kenaikan disebabkan tiga faktor,apa saja?

10 Maret 2025 | 11.13 WIB

Karyawan menggunakan telepon pintar di depan layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 21 Oktober 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,16 oersen atau 12,535 poin menjadi 7.772,596 pada sehari setelah pelantikan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Karyawan menggunakan telepon pintar di depan layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 21 Oktober 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,16 oersen atau 12,535 poin menjadi 7.772,596 pada sehari setelah pelantikan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat 5,83 persen dalam sepekan terakhir atau pada perdagangan 3-7 Maret 2025. Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengungkap bahwa tarif impor Amerika Serikat dan stimulus batu bara dari Cina menjadi salah satu penyebabnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menyebutkan ada tiga faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir. “Kebijakan proteksionis Donald Trump, stimulus batu bara Cina, dan upgrade rekomendasi 3 big banks dan GOTO oleh JP Morgan,” ucapnya lewat pernyataan resmi dikutip Senin, 10 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Faktor yang paling memengaruhi pasar selama satu pekan kemarin adalah adanya ketidakpastian pada kebijakan proteksionis Donald Trump yang maju-mundur. Menurut Imam, ketidakpastian membuat pelaku pasar mencari instrumen investasi yang lebih aman, yaitu emas yang naik hampir 2 persen selama satu pekan kemarin.

"Maju mundurnya aksi Donald Trump dalam menerapkan kebijakan proteksionisnya malah meningkatkan ketidakpastian tidak hanya ekonomi secara umum, namun kebijakan moneter The Fed. Hal ini disambut negatif oleh beberapa pasar saham selama 1 pekan kemarin."

Kedua, stimulus batu bara China yang masih berdampak pada market pkan ini. Pemerintah China kembali menggelontorkan berbagai stimulus besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak positif bagi pasar komoditas, termasuk batu bara.

Dari sisi domestik batu bara juga mendapat dukungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) seiring rencana gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini akan memakan porsi investasi terbesar dari 21 hilirisasi tahap pertama yang akan didanai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Sentimen ketiga adalah asesmen rekomendasi saham 3 bank besar dan GOTO oleh JP Morgan. Lembaga ini menaikkan peringkat (rating) atau rekomendasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dari netral menjadi overweight. Rekomendasi saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) naik menjadi netral dari underweight. 

Selain 3 big bank, saham teknologi seperti GOTO juga mendapat rekomendasi overweight. “Saham-saham tadi merupakan saham yang mempunyai bobot cukup besar di IHSG sehingga IHSG dapat menguat hingga lebih dari 5 persen,” ujarnya.

Imam mengimbau pelaku pasar saham untuk memantau sentimen global dan domestik untuk potensi market pada 10-14 Maret 2025. Dari global ada 3 sentimen yang perlu dipantau. Yakni perkembangan tarif Donald Trump. Lalu inflasi AS yang akan rilis pada Rabu, 12 Maret 2025 dan penguatan Ketiga penguatan harga minyak sawit mentah atau (CPO).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus