Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Impor Beras Bakal Disetop Tahun Depan, AEPI: Tahun Ini Sudah Impor Besar-besaran

AEPI mengatakan penghentian impor beras dimungkinkan karena pemerintah tahun ini telah mengimpor dalam jumlah besar.

25 Desember 2024 | 21.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa, 28 Mei 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menerima beras impor dari Thailand sebanyak 10 ribu ton dan dari Pakistan sebanyak 10 ribu ton. ANTARA/Yudi Manar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori meyakini ambisi pemerintah menyetop impor beras tahun depan dapat tercapai. Namun, ia mengatakan penghentian pengadaan beras dari luar negeri itu dimungkinkan karena pemerintah tahun ini telah mengimpor dalam jumlah besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Enggak impor tahun depan itu realistis. Tapi realistis itu dengan kepastian bahwa tahun ini memang impor kita besar,” ujar Khudori saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data yang Khudori peroleh dari Perum Bulog, perusahaan pelat merah itu tahun ini telah meneken kontrak impor beras sebanyak 3,75 juta ton. Dari kontak itu, 3,45 juta ton di antaranya telah terealisasi. Angka kontrak ini lebih besar dari penugasan kuota impor tahun ini, yakni 3,6 juta ton. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini menduga, pemerintah telah menambah penugasan impor beras oleh Bulog.

Di luar impor beras oleh Bulog, ada pihak swasta yang turut mengimpor beras. Beras yang diimpor swasta terutama adalah beras khusus, seperti japonica, basmati, Thai home mali, dan beras patahan. Impor beras-beras ini belum akan disetop pada tahun depan. Ditambah impor beras yang tak diatur kuota ini, Khudori mengatakan total impor beras tahun ini mencapai 4,6 juta ton. “Gede banget,” ujarnya.

Impor besar-besaran ini dilakukan untuk mencapai target sisa kuota sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2024. Dengan asumsi realisasi impor Bulog sebanyak 3,5 juta ton, Khudori memperkirakan stok akhir 2024 di gudang Bulog mencapai 1,33 juta ton. Stok ini, kata dia, cukup untuk penyaluran bantuan pangan hingga Idul Fitri atau sekitar akhir Maret 2025.

Ditambah stok awal 2024 sebesar 4,1 juta ton, produksi, dan impor, Khudori memperkirakan stok awal 2025 mencapai 7 juta ton. Dengan target produksi pemerintah tahun depan sebesar 32,29 juta ton, stok tahun depan menjadi 39,36 juta ton. Artinya pada akhir tahun depan, ada stok sebesar 8,32 juta ton. “Tanpa impor oleh Bulog, stok ini aman,” ujar penulis buku Bulog dan Politik Perberasan ini.

Janji impor beras dan sejumlah komoditas lain pada tahun depan belakangan ini nyaring digaungkan oleh pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan menyetop impor beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak.

“Kami meyakini swasembada pangan akan tercapai sebelum 2027, paling lama 2027,” kata eks Menteri Perdagangan yang akrab disapa Zuhas ini dalam jumpa pers di Graha Mandiri, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.

Zulhas mengatakan, stok beras di masyarakat lebih dari 8 juta ton. Di gudang Perum Bulog, ada 2 juta ton. Ia membidik akhir tahun depan produksi akan mencapai 32 juta ton, dengan kebutuhan sebesar 31 juta ton. “Kalau tidak ada halangan yang, kejadian yang luar biasa, atau bencanaan alam, insyaallah nanti kita tidak akan impor lagi,” ujar Zulhas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus