Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, saat ini pihaknya belum mendapat penugasan untuk menambahkan kuota impor beras untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Saat ini, kata dia, Bulog masih menjalankan penugasan impor beras tahun 2024 dengan kuota sebesar 3,6 juta ton. Ini berarti, pemerintah belum memiliki rencana untuk menambah kuota impor beras menjadi 5 juta ton dalam waktu dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bayu menjelaskan, saat ini fokus Bulog adalah mendatangkan sekitar 900 ribu ton dari total penugasan impor beras 3,6 juta ton untuk tahun 2024. Ia menegaskan bahwa upaya untuk menyelesaikan semua kontrak ini akan dilakukan semaksimal mungkin agar kuota impor tersebut dapat terealisasi seluruhnya sebelum akhir tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami usahakan semaksimal mungkin untuk dapat kontrak sekaligus pemasukan sebelum Desember," kata Bayu saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Jumat 30 Agustus 2024.
Dari total penugasan impor sebesar 3,6 juta ton, Bayu menyebutkan bahwa Bulog telah berhasil mengontrak sebesar 2,7 juta ton. Dari jumlah tersebut, menurut dia, sekitar 2,2 hingga 2,3 juta ton sudah didistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia. Sisa 900 ribu ton sedang dalam proses negosiasi kontrak. "Bulog sudah dapat komitmen, tapi belum (menandatangani) kontrak," kata dia.
Bayu juga menyatakan bahwa Bulog siap dan akan mengatur secara profesional, apabila Bulog mendapat tambahan penugasan impor beras dari Pemerintah. "Kita bikin time table-nya, kita bikin schedulenya," ujar dia.
Negara-negara yang menjadi target penawaran impor beras dan sudah berkomitmen dengan Bulog antara lain, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Pakistan. "Semua negara tersebut sudah berkomitmen," katanya.
Pilihan Editor: Sang Pisang Sepi, Yang Ayam Kaesang juga Ditinggal Pembeli