Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perang Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut membuat negara-negara Eropa mengalihkan penggunaan energinya ke batu bara untuk pembangkit listrik. Indonesia menjadi salah satu negara produsen yang dilirik oleh Eropa untuk memasok batu bara.
Salah satu emiten batu bara, PT Indika Energy Tbk. (INDY) menuturkan sempat mendapatkan tambahan permintaan dari Eropa.
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menuturkan, peluang tambahan permintaan batu bara ini terhalang oleh kriteria batu bara yang diminta Eropa.
"Kebanyakan batu bara produksi Indonesia, termasuk oleh INDY, memiliki spek dan karakteristik yang berbeda dengan kriteria permintaan batu bara dari Eropa," kata Ricky kepada Bisnis, dikutip Minggu 9 Oktober 2022.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal II/2022, volume penjualan batu bara INDY mayoritas disalurkan untuk ekspor, yakni sebanyak 5,4 juta ton. Sementara itu, untuk pasar domestik 2,6 juta ton.
Baca: Jaga Pasokan Listrik, Alasan ESDM Tetap Gunakan Batu Bara untuk Pembangkit Listrik hingga 2050
Ekspor terbesar INDY hingga kuartal II/2022 adalah ke China sebanyak 37 persen, ke Asia Tenggara 15 persen, India 7 persen, Taiwan 4 persen, Korea Selatan 3 persen, dan Jepang 2 persen.
Penjualan batu bara INDY kepada pelanggan luar negeri mencapai US$1,5 miliar hingga semester I/2022. Sementara itu, penjualan ke pelanggan dalam negeri mencapai US$258 juta di periode yang sama.
Adapun, Ricky menuturkan INDY akan terus mengoptimalikan kinerja dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, untuk mencapai target produksi.
Baca: Pembangkit Batu Bara di Eropa Kerek HBA Awal Oktober jadi USD 330,97 per Ton
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini