KERUNYAMAN semakin melanda negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC. Harga minyak bumi di pasaran bebas, pekan lalu, jatuh lagi mendekati titik terendah seperti Januari lalu - harga paling buruk sejak 1979. Usaha OPEC membendung produksi, untuk menjaga harga minyak, ditorpedo terus oleh negara-negara pengekspor minyak bukan anggota, disebut-sebut terutama Uni Soviet, Inggris, dan RRC. Kendati konsumsi minyak tak naik sejak 1981, Soviet telah meningkatkan ekspornya dari 1,09 juta barel per hari hingga 1,64 juta tahun lalu. Ekspor minyak Inggris triwulan I 1985 dikabarkan telah meningkat 300.000 barel per hari dibandingkan periode yang sama tahun silam. Yang paling mengkhawatirkan Menteri Pertambangan dan Energi Subroto adalah minyak RRC. Kalau Indonesia telah menciutkan produksi dari 1, 7 juta barel per hari menjadi 1,189 juta, sesuai ketentuan OPEC, RRC justru sedang meningkatkan produksi yang dewasa ini sudah 2,4 juta barel per hari hingga nantinya 4 juta. Ekspor minyak Indonesia tinggal 320.000-350.000 barel per hari, sedangkan ekspor RRC sudah sekitar 400.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini