MENURUT Menteri Perindustrian Primer Datuk Paul Leong, pekan lalu, produksi karet Malaysia pada bulan Maret ternyata mencapai 133.000 ton lebih, atau naik 43.000 ton dibandingkan bulan sebelumnya. Seharusnya, jika hujan tidak terus mengguyur hingga kini, produksi getah karet pada bulan itu turun 25%-30%. Kacaunya musim, yang menyebabkan suplai karet mentah dari negara itu berlebih, ternyata mengakibatkan harga komoditi tadi turun 25% sejak awal tahun ini. Jenis RSS I, misalnya, turun dari puncaknya M$ 0,27 menjadi hanya M$ 0,207 per kilo. Di samping karena kekacauan musim, jatuhnya harga karet itu juga disebabkan oleh lemahnya permintaan dari industri mobil AS, yang menyerap sekitar 70% karet seluruh dunia. Tahun ini, produksi mobil di seluruh AS, diperkirakan akan mencapai 11 juta unit, dan itu merupakan sebuah harapan bagi negara-negara penghasil karet alam. Tapi Malaysia tampaknya tidak berharap banyak, mengingat produksi karetnya tahun ini akan turun karena pengaruh musim tadi. Tahun lalu, produksi karet Malaysia 1,53 juta ton, dan sekitar 1,38 juta ton di antaranya diekspor. Indonesia sendiri, tahun lalu, mengekspor 990.000 ton dengan nilai hampir US$ 830 juta. Jika benar produksi karet Malaysia akan turun, tentu, ini merupakan kabar baik bagi eksportir Indonesia untuk mengisi kekosongan pasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini