Indikator

BEIJING diam-diam menghalalkan tumbuhnya sektor swasta, terutama sesudah periode Revolusi Kebudayaan berakhir. Menurut catatan penguasa di sana, jumlah orang yang terlibat di sektor itu naik dari 140.000 pada 1978, menjadi 7.540.000 tahun lalu. Hampir sebagian besar dari mereka ini bergerak di pedesaan, mengusahakan restoran, toko eceran, jasa perbaikan, bengkel mobil, dan toko kerajinan. Tapi pemerintah kelihatan masih berusaha mengontrol mereka. Dalam soal memperoleh laba, misalnya, sektor swasta tidak diperbolehkan membuat laba yang bisa menyebabkan usaha negara tersaingi. Juga orang-orang yang terlibat di sektor itu jumlahnya dibatasi. Untuk mengawasi penghindaran pajak dan manipulasi harga, penguasa Beijing menempatkan 210.000 pegawai. Toh ejekan muncul juga menyongsong timbulnya kelas baru ini. Sebuah karikatur belum lama ini muncul di sebuah koran lokal. Di situ digambarkan seorang lelaki tua membeli apel Rp 250 sebuah dari suatu perusahaan negara. Apel ini kemudian diberikan pada anaknya, pengusaha toko buah-buahan tak jauh dari rumahnya, yang menjualnya lagi Rp 500 sebuah.